PENERAPAN METODE IRENE DONAT antri :bagian 2

5) Memeriksa keasaman kuman dengan mengambil sampel plak pada gigi depan anak.
6) Mengambil sampel plak untuk diperiksa derajat keasamannya Sampel biofilm diambil dari salah satu gigi anterior atas (elemen gigi 51 atau 61) menggunakan stik plastik sekali pakai. Lalu, sampel biofilm dicelupkan ke dalam larutan sukrosa (larutan A) dan stik segera ditaruh pada pad untuk menunggu 5 menit. Setelah 5 menit, perubahan warna yang terjadi pada biofilm dicocokkan dengan warna pada tabel dari manufaktur untuk menentukan derajat keasaman (pH) biofilm.
· Jika tidak menggunakan indikator PH biofilm dapat menggunakan kertas lakmus untuk menentukan PH saliva dengan cara seperti berikut:
§  Anak diminta untuk mengangkat lidahnya ke atas.
§ Di dalam mulut anak terdapat saliva, lalu masukkan kertas lakmus ke dalam mulut anak dan letakkan tepat di salivanya. Bisa juga dengan ambil sampel saliva anak dan diletakkan di dappen glass atau mixing slab.
§ Lihat perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus tersebut.
§  Jika kertas lakmus biru dicelupkan  ke saliva berubah  menjadi merah  dan  kertas lakmus merah dicelupkan ke saliva tidak mengalami perubahan warna berarti ph saliva bersifat asam.
§  Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke saliva tidak mengalami perubahan warna dan kertas lakmus merah dicelupkkan ke saliva berubah warna biru berarti ph saliva bersifat basa..
§  Jika kertas lakmus merah dan biru dicelupkan ke saliva tidak mengalami perubahan warna berarti ph saliva bersifat normal.

7). Tunggu 5 menit untuk mengetahui perubahan warna pada ph biofilm.

8). Sambil menunggu hasil pemeriksaan indikator PH, maka kita tanyakan pertanyaan lain  yang ditampilkan di program dengan mengklik salah satu jawaban yang dipilih oleh orang tua pasien.

o   Tekan Enter untuk melanjutkan pemeriksaan.

· Menjawab pertanyaan selanjutnya.
o   Apakah anak suka minum sofdrink?.

Hubungan antara sofdrink dengan kesehatan gigi dan mulut  adalah  dapat menyebabkan erosi pada gigi yaitu terkikisnya email dan dentin pada permukaan gigi sehingga gigi mudah sesintive terhadap rangsangan seperti panas dan dingin.
·         Berapa kali anak minum susu sehari?.

Jika minum susu dengan frekuensi sering seperti empat kali sehari maka resiko terjadinya karies atau lubang gigi tinggi karena susu formula biasanya ditambah dengan sukrosa maupun laktosa merupakan karbohidrat yang dapat difermentasi oleh bakteri mulut menjadi asam sehingga terjadinya pelepasan ion-ion mineral pada permukaan email gigi (demineralisasi).
   
o   Berapa lama untuk minum susu menggunakan botol?.

Kebiasaan minum susu botol  dan dibawa tidur sering dilakukan oleh anak usia 1-3 tahun yang dapat menyebabkan karies dini apalagi minum susu botol pada usia lebih dari 4 tahun dapat menyebabkan rampant karies sehingga pada setiap gigi susu ditemukan lubang gigi.

o   Apakah anak suka makan permen?.

Hubungan permen dengan kesehatan gigi dan mulut adalah permen merupakan makanan bersifat kariogenik yaitu manis dan lengket yang dapat menyebabkan lubang gigi dan jika makan permen dengan frekuensi sering maka resiko terjadinya karies tinggi.


o   Apakah anak punya kebiasaan ngemut makanan?.

Jika anak senang ngemut makanan terutama karbohidrat jenis sukrosa maka makanan tersebut bertahan lama di dalam mulut dan dapat  memperpanjang produksi asam sehingga mengakibatkan turunnya PH saliva dalam jangkan waktu yang lama.
o   Apakah di gigi belakang terdapat garis kehitaman?.
Apabila terdapat garis kehitaman di bagian gigi belakang berarti sudah terjadinya karies oleh karena itu gigi tersebut harus dilakukan pencegahan seperti sealant atau penambalan  agar karies tidak menyebar dan menjadi lebih besar .
o   Apakah ada bercak putih pada permukaan gigi?.

Jika terdapat bercak putih (white spot) menandakan terjadinya awal karies karena larutnya email gigi berupa pelepasan ion-ion mineral seperti kalsium dan fosfat ( demineralisasi), oleh karena itu harus dilakukan pencegahan seperti spot aplication yaitu pemberian flour pada white spot agar gigi tetap sehat.

 · Melihat hasil dan mengisi jawaban  dari perubahan warna pada pemeriksaan berdasarkan PH biofilm atau disclosing solution..
o   Berapa tingkat keasaman kuman?.

PH kurang dari 6,5 berarti bersifat asam yang dapat memicu terjadinya lubang gigi (karies) lebih tinggi, PH 7 bersifat normal, dan PH di atas 7 bersifat basa yang dapat memicu terjadinya karang gigi (kalkulus). Untuk Indikator kertas lakmus menentukan PH nya sudah di dapat pada awal pemeriksaan tadi.
o   Apakah pendidikan terakhir ibu?.

Hubungannya adalah jika pendidikan terakhir ibu sarjana kemungkinan pengetahuan akan kesehatan gigi lebih luas yang dapat diterapkan  kepada anaknya akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut dan begitu juga sebaliknya jika pendidikan terakhir ibu bukan serjana kemungkinan pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut  kurang.

o   Berapakah umur ibu?.

Hubungan antara umur orang tua dengan kesehatan gigi anaknya adalah besar kemungkinan orang tua yang berumur 36 tahun ke atas lebih berpengalaman dan lebih sabar  dalam menjaga kesehatan gigi anaknya daripada orang tua yang berumur kurang dari 36 tahun.
o   Berapa lama anak diberikan ASI.
Tidak ada hubungan antara pemberian ASI di bawah satu tahun dengan perkembangan karies di usia dini, karena Asi tidak mengandung bahan0bahan yang bersifat asidogenik atau kariogenik kecuali jka ditambahkan sumber karbohidrat lainnya.
o   Berapa umur anak?.

Hubungan umur anak sangat mempengaruhi pandangannya terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut karena pada umur lima tahun lebih perubahan yang terjadi seperti fisi, kognitif, emosi dan sosialnya lebih terkontrol dan berkembang dibandingkan dengan umur dibawah empat tahun.

o   Siapa yang sehari-hari mengasuh anak?.

Dalam mengasuh anak anak sehari-hari baik orang tuanya atau pengasuhnya biasanya anak akan cendrung meniruh dan lebih dekat dengan yang mengasuhnya, jadi siapapun yang mengasuh anak harus menerapkan cara menjaga kesehatan gigi dan menerapkan kebiasaan yang baik pada anak sperti makan dan minum yang mengandung gula harus diminimalisi agar kesehatan gigi dan mulut anak tetap terjaga.
o   Apakah Gigi berlubang menggangu selera makan anak?.

Apabila terdapat gigi berlubang dan tidak segera diatasi lama-kelamaan akan menimbulkan rasa nyeri dan sakit bahkan demam yang membuat anak malas untuk makan dan minum serta membuat nafsu makan pada anak menurun.

o   Apakah gigi berlubang karena malas untuk menggosok gigi?.
Hubungan antara makan dengan malas menggosok gigi adalah pada saat  setelah makan otomatis terdapat sisia makanan yang tertinggal pada permukaaan gigi dan apabila tidak dibersihkan seperti malas menggosok gigi akibatnya sisa makanan tersebut difermentasi oleh bakteri menjadi asam sehingga terjadinya lubang pada gigi.
o   Setuju jika gigi berlubang bisa menggangu tumbuh kembang anak?.

Gigi berlubang dapat membuat anak malas untuk makan akhirnya anak kekurangan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, tubuh menjadi kurus karena kekurangan asupan gizi bahkan membuat antibodi anak menurun sehinnga mudah terkena penyakit.

o   Apakah terlalu sering minum softdrink menyebabkan gigi berlubang?.
Softdring merupakan minuman yang bersifat erosi pada gigi dan mengandung gula, jadi jika terlalu sering dikonsumsi dapat melarutkan permukaan gigi yang lama-kelamaan akan terbentuknya lubang gigi.
o   Apakah ibu pernah memeriksa gigi anak secara langsung untuk mendeteksi adanya gigi berlubang?.
Oarang tua juga harus memeriksa mulut anaknya dengan tujuan untuk mengetahui dan mengontrol kebersihan gigi anaknya dan apakah adanya lubang gigi sebagai salah satu bentuk perhatian orang tua kepada anaknya.

o   Apakah setiap hari ibu membantu anak menggosok gigi?.
Jika orang tua sering membantu anaknya dalam menggosok gigi dapat dipastikan gigi anak tersebut lebih bersih ketimbang anak dibiarkan menggosok giginya sendiri karena pada usia ini anak belum peduli bagaimana cara menggosok gigi yang benar dan seringkali anak tidak bersih dalam menggosok giginya sendiri.

o   Apakah ditemukan gigi yang berlubang?.

Apabila ditemukan gigi yang berlubang pada anak berarti gigi tersebut banyak terdapat bakteri dan harus segera diatasi seperti dilakukan penambalan gigi agar gigi anak tersebut tidak menimbulkan masalah lagi di kemudian hari.

9). Setelah mengajukan pertanyaan pada orang tua pasian makan akan didapatkan hasil diagram seperti berikut.
Dengan kebiasaan yang sekarang, maka kemungkinan terjadinya gigi berlubang yang baru adalah 98,61%.

10). Untuk mengetahui saran kesehatan gigi pasien klik “print saran” lalu akan didapatkan hasil sebagai berikut.

o   Halaman identitas pasien.
· Saran untuk pasien.

Disarankan kepada pasien dan oarang tua untuk menerapkan saran diatas agar gigi pasien sehat dan tidak terjadinya lubang gigi lagi.

BAB IV

PENUTUP


4.1 KESIMPULAN


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran status karies gigi ditinjau dari tingkat kebersihan gigi dan kejadian karies pada anak TK Tunas Purwanida Kota palembang maka di dapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1.    Tingkat kebersihan gigi dan mulut  adalah sangat buruk dan kejadian karies pada gigi anak di TK Tunas Purwanida 2 tinggi.
2.    Faktor penyebab utama risiko terjadinya karies baru di TK Purwanida 2 adalah kebiasaan buruk dan pengetahuan para ibu mengenai diet yang baik bagi anak masih tergolong rendah.
3.    Irene donat efektif digunakan untuk mengukur terjadinya resiko karies baru di TK Tunas Purwanida 2.

4.2 SARAN

1.      Merekomendasikan penerapan, penggunaan dan pelaksanaan pengukuran karies menggunakan aplikasi Irene’s Donut dalam kegiatan UKGS Inovatif.
2.      Pihak sekolah hendaknya menghimbau orang tua murid agar lebih efektif dan membantu anak-anaknya dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
3.      Menganjurkan untuk melaksankan saran yang tertera dalam aplikasi Irene’s Donut.







DAFTAR PUSTAKA


Adyatmaka, Irene. 2008. Model Simulator Risiko Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah.www.irenedonut.com/docs/DISERTASI%20IreneDonut%2019-06-2008.pdf. Jakarta.

Deynilisa, Saluna. 2015. Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta: EGC

F, Miftakhun , dkk. 2016. Faktor Eksternal Penyebab Terjadinya Karies Gigi Pada Anak Pra Sekolah Di Paud Strowberry Rw 03 Kelurahan Bangetayu Wetan Kota Semarang Tahun 2016..https://www.google.com/search?safe=strict&ei=X4ptXMGoDdaf9QOd7Z_IDg&q=faktor+eksternal+penyebab+terjadinya+karies+gigi+pada+anak+pra+sekolah+di+paud+strowberry+rw+03+kelurahan+bangetayu+wetan+kota+semarang+tahun+2016&oq=faktor+eksternal+penyebab+terjadinya+karies+gigi+pada+anak+pra+sekolah+di+paud+strowberry+rw+03+kelurahan+bangetayu+wetan+kota+semarang+tahun+2016&gs_l=psy-ab.3...1817.4604..5017...0.0..0.0.0.......0....1j2..gws wiz.....0..0i71.6k4b7yc5apy#. Semarang. Jurnal Kesehatan Gigi. 3(2).Diakses pada 10 Februari 2019.

Mustika, dkk. 2014. Insidensi Karies Gigi Pada Anak Usia Prasekolah Di Tk Merah Mandiangin Martapura Periode 2012-2013. http://fkg.ulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2016/01/insidensi-karies-gigi-pada-anak-usia-prasekolah.pdf.Banjarmasin. http://fkg.ulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2016/01/insidensi-karies-gigi-pada-anak-usia-prasekolah.pdf: Jurnal Kedokteran Gigi.Diakses pada 12 Februari 2019.

Noeroel. 2017. Simulator Irene’s Donut. https://kupdf.net/download/aplikasi-irene-donat_58d3a9f5dc0d607c02c346e9_pdf#. Jakarta.

Putri, dkk. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC.
Ramayanti, S dan Punakarya, I., 2013. Peran Makanan Terhadap Kejadian karies Gigi. https://www.google.com/search?safe=strict&ei=aYptXP_vNY299QPDvJWIBA&q=peranmakananterhadap+kejadiankaries+gigi&oq=peranmakananterhadap+kejadiankaries+gigi&gs_l=psy-ab.12..0i13l2.497936.501295..502967...0.0..0.163.163.0j1......0....1j2..gws-wiz.....0.JDz6HuRl9os#. Padang. 7(2). Jumal Kesehatan Masyarakat. Diakses pada 12 Februari 2019.

Reca, dkk. 2014. Efektivitas Penerapan Metode Irene Donuts (UKGS Inovatif) terhadap Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu, dan Skor Resiko Karies.nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-U3Rb3uh2pTBpLwNp.pdf. Aceh:Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes 7(1). h 112-124.
Zulkarnain, Reca. 2018. Penerapan Metode Irene’s  Donuts ( UKGS Inovatif) dalam Menurunkan Skor Risiko Karies pada Anak Kelas I SDN 3 Kota Banda Aceh. ojs.unimal.ac.id/index.php/averrous/article/download/405/329. Aceh : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

materi panduan irene donat lengkap bagian 1