MAKALAH TENTANG KOMUNIKASI LENGKAP
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami atas kehadiran Allah SWT yang telah memberi kami rahmat dan rahmat-Nya sehingga kami telah berhasil menyelesaikan Makalah Mulia ini pada masanya yang berjudul "KOMUNIKASI"
Makalah ini berisi informasi tentang makna KOMUNIKASI atau lebih khusus membahas penerapan komunikasi dari perspektif perspektif karakteristik perspektif perspektif komunikasi dalam Islam Semoga tulisan ini dapat memberi kita informasi tentang komunikasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pembangun kami selalu berharap untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, kami berterima kasih kepada semua yang telah berpartisipasi dalam persiapan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT selalu menikmati semua
ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah aktivitas manusia yang sangat penting. Tidak hanya dalam kehidupan berorganisasi, tetapi dalam kehidupan manusia pada umumnya. Komunikasi adalah hal penting dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan orang lain melalui komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dan kompleks, dan teknologi kini telah mengubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang hanya diucapkan, tetapi bentuk interaksi apa pun, senyum, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap tubuh, ekspresi minat, sikap dan perasaan yang sama. Penerima dengan makna yang sama adalah kunci dalam komunikasi. Tanpa menerima sesuatu dengan makna yang sama, maka yang terjadi adalah "dialog antara satu orang".
Organisasi atau Organisasi berasal dari kata kerja latin Organizare "untuk membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling tergantung atau terkoordinasi (membentuk atau menjadi seluruh bagian yang saling tergantung atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana yang dengannya manajemen mengoordinasikan sumber daya manusia dan sumber daya melalui struktur formal tugas dan wewenang.
Tujuan organisasi tidak akan tercapai tanpa manajemen dan komunikasi. Manajemen tidak akan mungkin terjadi tanpa organisasi. Manajemen ada, jika ada tujuan yang ingin dicapai dan diselesaikan. Korelasi antara ilmu komunikasi dan organisasi terletak pada pengamatannya yang berfokus pada orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Tujuan organisasi juga tidak tergantung pada peran pemimpin. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menguasai komunikasi dengan baik. Dengan penguasaan komunikasi yang baik, seorang pemimpin memiliki nilai tambah, baik dalam kehidupannya secara umum, maupun dalam menyumbangkan dirinya di tempat kerja, menjadikannya lebih produktif.
Komunikasi juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin bisa baik, tetapi tanpa komunikasi yang efektif, visi itu tidak akan pernah bisa diwujudkan. Dalam mengomunikasikan visi, para pemimpin harus mampu menyampaikan gambaran masa depan yang mendorong antusiasme dan komitmen orang lain.
B. Pohon Masalah
Untuk mempermudah proses penjelasan dan penjelasan, makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa arti komunikasi?
2. Bagaimana proses komunikasi?
3. Apa hambatan komunikasi?
4. Apa saja jenis komunikasi?
5. Mengapa komunikasi adalah inti dari kepemimpinan?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk memahami makna komunikasi di dalam organisasi, proses komunikasi, segala hambatan komunikasi, cara mengatasi hambatan komunikasi, komunikasi jenis apa, dan mengapa komunikasi adalah inti dari kepemimpinan.
II TANAH TEORI
A. Memahami Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicare atau kata Communis yang memiliki hak milik bersama. Jika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita melakukan segala upaya untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Beberapa definisi komunikasi adalah:
1.
Komunikasi adalah pengoperasian simbol yang mengandung makna / makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
2.
Komunikasi adalah aktivitas perilaku atau aktivitas pengiriman pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.JG).
3.
Komunikasi adalah sebagai transfer informasi dan pemahaman dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
4.
Komunikasi berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram, W)
5.
Komunikasi adalah penyampaian dan pemahaman pesan dari satu orang ke orang lain, komunikasi adalah proses sosial (modul PRT, Administrasi Institute).
Komunikasi (berkomunikasi, latin) berarti mengkomunikasikan atau mengirimkan pesan, informasi, pikiran, perasaan yang dilakukan seseorang kepada orang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan, dari orang lain (Hohenberg: 1978). Komunikasi dimulai dari ide yang ada pada seseorang yang diproses menjadi pesan dan dikirim atau dikirim ke orang lain menggunakan media tertentu. Dari pesan yang disampaikan maka ada balasan timbal balik dalam bentuk tanggapan atau jawaban dari orang yang menerima pesan tersebut. Dari proses komunikasi, implementasi teknis, komunikasi dapat dirumuskan sebagai suatu kegiatan di mana seseorang mengirimkan pesan melalui media tertentu kepada orang lain dan setelah menerima pesan dan memahami sejauh kemampuannya, penerima pesan memberikan respons melalui media tertentu kepada orang yang mengirimkan pesan kepadanya ( Agus M. Hardjana: Komunikasi interpersonal dan interpersonal, 2003).
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan organisasi dalam kelompok organisasi formal dan informal (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya yang berorientasi organisasi. Isinya adalah cara kerja dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, konferensi pers, dan surat resmi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi pada anggotanya secara individual.
B. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga menciptakan persamaan makna antara komunikan dan komunikator. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan umum komunikasi).
Proses Komunikasi, banyak melalui pengembangan. Dalam penjelasan ini, berbagai proses komunikasi akan dijelaskan melalui model komunikasi itu sendiri:
1. Model Komunikasi Aristoteles
Aristoteles menggambarkan model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan berjalan jika ada tiga elemen utama:
1.
Pembicara, orang yang menyampaikan pesan
2.
Apa yang harus dibicarakan (mengenai pesannya sendiri)
3.
Penerima, orang yang menerima pesan.
2. Model Komunikasi David K.Berlo
Dalam model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 Proses Utama yaitu SMRC (Sumber, Pesan, Saluran, dan Penerima) dan kemudian 3 proses sekunder, Umpan Balik, Efek, dan Lingkungan.
1.
Sumber, Sumbernya adalah seseorang yang memberikan pesan atau dalam suatu komunikasi dapat disebut komunikator. Meskipun sumber daya biasanya melibatkan individu, tetapi dalam hal ini sumber daya juga melibatkan banyak individu. Misalnya, dalam suatu organisasi, suatu Pihak, atau lembaga tertentu. Sumber juga sering disebut sebagai sumber, pengirim, atau penyandi .
2.
Pesan, pesan adalah isi komunikasi yang memiliki nilai dan disampaikan oleh seseorang (komunikator). Pesan itu menghibur, informatif, mendidik, persuasif, dan juga bisa menjadi propaganda. Pesan disampaikan dalam dua cara, yaitu Verbal dan Nonverbal. Bertatap muka atau melalui media komunikasi. Pesan dapat dikatakan sebagai Pesan, Konten, atau Informasi
3.
Saluran (Saluran media dan komunikasi), Saluran komunikasi terdiri dari 3 bagian. Lisan, Tertulis, dan Elektronik. Media di sini adalah alat untuk mengirim pesan. Misalnya, dalam personal (komunikasi interpersonal), media komunikasi yang digunakan adalah indera atau bisa menggunakan media telepon, telegram, ponsel, yang bersifat pribadi. Sedangkan komunikasi massa (komunikasi massa) dapat menggunakan media cetak (koran, koran, majalah, dll), dan media elektromekanis (TV, Radio). Untuk Internet, termasuk media yang fleksibel, bisa bersifat pribadi dan masif. Karena, internet mencakup segalanya. Jika Anda pergi ke www.kuliahkomunikasi.com <maka media ini sangat besar, tetapi jika Anda mengobrol melalui yahoo messenger, maka media ini bersifat interpersonal, dan jika Anda menulis Blog (blogging atau menulis buku harian), media ini dapat berubah menjadi media intrapersonal. (untuk dirimu sendiri).
4.
Penerima, Penerima adalah orang yang menerima pesan dari komunikator melalui media. Penerima adalah elemen penting dalam menjalankan proses komunikasi. Karena, penerima adalah target komunikasi. Penerima juga dapat disebut publik, audiensi, masyarakat, dll.
Elemen tambahan:
1.
Umpan Balik, Umpan balik adalah respons yang diberikan oleh penerima. Penerima di sini tidak dimaksudkan untuk audiens target (audiens), tetapi juga dapat diperoleh dari media itu sendiri. Misalnya, kita sebagai penulis mengirim artikel ke media massa. Lalu, mungkin artikel kita bagus, tetapi ada beberapa hal yang perlu diedit. Jadi, media mengembalikan artikel kami untuk diedit kembali.
2.
Efek, komunikasi dapat menyebabkan efek tertentu. Efek komunikasi adalah respons terhadap diri sendiri yang dapat dirasakan ketika kita mengalami perubahan (baik negatif maupun positif) setelah menerima pesan. Efek ini merupakan pengaruh yang dapat mengubah pengetahuan, perasaan, dan perilaku (kognitif, afektif, dan konatif)
3.
Lingkungan, adalah situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu komunikasi. Situasi lingkungan terjadi karena 4 faktor:
·
Lingkungan Fisik (Lokasi Geografis dan Jarak)
·
Masyarakat Sosial dan Budaya (Kebiasaan, bahasa, budaya, status sosial)
·
Lingkungan Psikologis (Pertimbangan Psikologis seseorang saat menerima pesan)
·
Dimensi Waktu (Musim, Pagi, Siang dan Malam)
3. Model Komunikasi Bovee dan Thill
Bovee and Thill dalam bukunya Bussiness Communication Today , menjelaskan bahwa proses komunikasi adalah tahap kegiatan. Ada 5 tahap:
1.
Pengirim memiliki Ide / Ide. Komunikasi dimulai dengan ide pengirim, yang ingin menyampaikan kepada penerima pesan.
2.
Gagasan yang Diubah menjadi Pesan. Gagasan bersifat abstrak dan tidak terstruktur, sehingga tidak dapat dibaca oleh oraglain. Oleh karena itu, pengirim harus mengubah ide menjadi pesan agar orang lain mengerti. Gagasan yang berubah menjadi pesan disebut ENCODING .
3.
Transfer Pesan. Setelah suatu ide diubah menjadi pesan, maka pesan tersebut harus diteruskan ke penerima dengan berbagai bentuk komunikasi (Verbal, Nonverbal, Lisan atau Tertulis), dan media komunikasinya (Wajah, telepon, surat, laporan, dll.)
4.
Penerima menerima pesan. Penerima pesan mengartikan pesan yang diterima.
5.
Penerima pesan mengirim umpan balik. Umpan balik adalah elemen rantai pesan. Sebagai seorang pembawa pesan, kita harus mengevaluasi apa yang sebenarnya dipikirkan oleh penerima pesan. Apakah pesan kami efektif? Jika pesan kami ternyata tidak efektif, maka pesan itu harus diulang.
Proses komunikasi dapat terjadi ketika ada interaksi antara manusia dan ada pengiriman pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Proses proses komunikasi adalah sebagai berikut:
1.
Penafsiran.
2.
Pengkodean.
3.
Pengiriman.
4.
Bepergian.
5.
Penerimaan.
6.
Kembalikan.
7.
Interpretasi.
1. Penerjemah
Hal yang ditafsirkan adalah motif komunikasi, yang terjadi pada komunikator. Artinya, fase pertama dari proses komunikasi dimulai sejak motif komunikasi muncul sehingga komunikator yang cerdas dapat menafsirkan apa yang ia pikirkan dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses menerjemahkan motif komunikasi ke dalam pesan disebut menafsirkan .
2. Pengkodean
Tahap ini masih dalam komunikator pesan abstrak yang berhasil dimanifestasikan oleh pikiran manusia menjadi simbol komunikasi. Tahap ini disebut encoding , akal budi manusia berfungsi sebagai encorder , alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator bertindak pada komunikasi, mentransmisikan simbol komunikasi dengan peralatan fisik yang disebut pemancar , alat messenger.
4. Bepergian
Tahap ini terjadi antara komunikator dan komunikator, karena pesan dikirim sampai pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
Tahap ini ditandai dengan diterimanya simbol komunikasi melalui peralatan fisik komunis.
6. Pengkodean
Tahap ini terjadi pada komunikan sejak simbol komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai penerima sampai decoding kunci yang diuraikan .
7. Interpretasi
Tahap ini terjadi di komunikator, karena simbol komunikasi berhasil diterjemahkan dalam bentuk pesan.
C. Jenis komunikasi
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan hubungan antar manusia atau kelompok
Jenis komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi verbal mencakup aspek-aspek bentuk;
a. Kosakata (kosakata). Komunikasi tidak akan efektif ketika pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dapat dipahami, karena kata-kata tersebut menjadi penting dalam berkomunikasi.
b. Balapan (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses jika kecepatan bicara dapat disesuaikan dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara : akan memengaruhi makna pesan secara dramatis sehingga pesan tersebut akan menjadi lain ketika diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara non-proporsional merupakan penghalang komunikasi.
d. Humor : dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), mencatat bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stres dan rasa sakit. Tertawa memiliki hubungan fisik dan psikologis dan harus diingat bahwa humor adalah satu-satunya gangguan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas . Komunikasi akan efektif ketika disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada subjek masalah sehingga lebih mudah dipahami.
f. Waktu (waktu yang tepat) adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti ketika seseorang mau berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang dikatakan.
2. Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberi makna pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal:
a. Ekspresi wajah
Wajah adalah sumber komunikasi yang kaya, karena ekspresi wajah mencerminkan suasana hati emosional seseorang.
b. Kontak mata , adalah sinyal alami untuk berkomunikasi. Dengan melakukan kontak mata selama berinteraksi atau bertanya berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawannya dengan kesediaan untuk memperhatikan tidak hanya untuk mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberi orang kesempatan untuk mengamati orang lain
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi pribadi yang diberikan sentuhan lebih spontan daripada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang tulus, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan dengan sentuhan.
d. Postur dan gaya berjalan . Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak menunjukkan ekspresinya. Postur dan gaya berjalan mencerminkan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatan.
e. Suara (Sound) . Bergegas, terengah-engah, menangis juga merupakan salah satu ekspresi perasaan dan pikiran seseorang yang dapat digunakan sebagai komunikasi. Ketika dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya hingga noise atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerakan itu , yang bisa memperkuat pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian total komunikasi seperti mengetuk kaki atau menggerakkan tangan saat berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stres bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stres
D. Hambatan Komunikasi
1. Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, berkurang dengan temuan baru dalam kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efisien sebagai media komunikasi. Menurut bukunya, 1976, Cruden dan Sherman Personel Management adalah jenis hambatan teknis dari komunikasi:
- Kurangnya rencana atau prosedur kerja yang jelas
- Kurangnya informasi atau penjelasan
- Kurangnya keterampilan membaca
- Pilihan media [saluran] opsional.
2. Hambatan semantik
Gangguan semantik menjadi kendala dalam proses mengkomunikasikan pemahaman atau secara efektif. Definisi semantik sebagai studi tentang gagasan untuk memahami, diekspresikan melalui bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran makna dan pemahaman timbal balik (komunikator dan komunikator), tetapi seringkali proses penafsirannya salah. Tidak adanya hubungan antara Simbol (kata) dan apa yang dilambangkan (makna atau interpretasi), dapat mengakibatkan kata yang digunakan diartikan sangat berbeda dari apa yang sebenarnya berarti. Untuk menghindari komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikatifnya, dan melihat kemungkinan penafsiran kata-kata yang digunakannya.
3. Hambatan yang manusiawi
Terjadi karena faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kemahiran atau ketidakmampuan, kemampuan atau ketidakmampuan perangkat sensorik, dll.
Menurut Cruden dan Sherman:
- Hambatan yang berasal dari perbedaan manusia secara individu.
Perbedaan persepsi, perbedaan usia, perbedaan dalam keadaan emosi, keterampilan
mendengarkan, perbedaan status, penyebaran informasi, penyaringan informasi
- Hambatan yang disebabkan oleh iklim psikologis dalam organisasi.
Iklim iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektivitas komunikasi organisasi.
E. Mengatasi kendala Komunikasi dalam Organisasi
Beberapa solusi yang dapat ditawarkan dalam menghadapi kendala yang muncul dalam proses komunikasi organisasi antara lain:
1. Interaksi Persona
Menciptakan hubungan intim yang dibagikan dengan orang lain secara pribadi, peer-to-peer, peer-to-peer, biasanya disebut sebagai hubungan antar orang. Analitik khusus tentang hubungan interpersonal menyatakan bahwa kita akan berhasil menciptakan komunikasi di dalam organisasi ketika melakukan hal berikut
1) Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menimbulkan perasaan bermusuhan
2) Menetapkan dan mengkonfirmasi identitas kita dalam hubungannya dengan orang lain tanpa membesar-besarkan ketidaksepakatan.
3) Memberikan informasi kepada siapa pun tanpa keterlibatan, kesalahpahaman, penyalahgunaan, atau perubahan yang disengaja lainnya
4) Terlibat dalam penyelesaian masalah terbuka tanpa merangsang atau menghentikan proses
5) Membantu orang lain untuk mengembangkan hubungan pribadi dan interpersonal yang efektif
6) Berpartisipasilah dalam interaksi sosial informal tanpa terlibat dalam trik
Hubungan interpersonal cenderung lebih baik ketika kedua belah pihak melakukan hal-hal berikut: mengekspresikan perasaan secara langsung dan dengan cara yang hangat dan ekspresif, mengomunikasikan apa yang terjadi di lingkungan pribadi mereka melalui pengungkapan diri, mengkomunikasikan perasaan positif, hangat satu sama lain orang lain dengan memberikan tanggapan yang relevan dan memahami, bersikap tulus satu sama lain dengan menunjukkan sikap penerimaan verbal atau non verbal, selalu mengungkapkan pandangan positif tanpa syarat satu sama lain dalam diskusi yang tidak menghakimi dan ramah, mengapa jelas mengapa sulit atau bahkan tidak mungkin untuk sepakat satu sama lain dalam diskusi yang tidak menghakimi, hati-hati, jujur, dan konstruktif.
2. Hubungan Positif
Hubungan posisi ditentukan oleh pendekatan struktural dan tugas-tugas fungsional anggota organisasi. Menurut Koontz dan O'Donnel (1968) untuk mengatasi kesalahan umum yang menghambat kinerja individu yang efektif dan efisien dalam organisasi yang disebabkan oleh inefisiensi proses komunikasi dalam organisasi adalah:
a. Rencanakan penempatan / penugasan posisi dengan benar
Beberapa kegagalan untuk merencanakan dengan benar jauh lebih banyak dalam pengaturan orang daripada posisi yang diberikan oleh atasan sehingga pada akhirnya ada kegagalan dalam komunikasi horizontal dan vertikal yang ada dalam organisasi. Untuk dapat mencairkan kondisi itu, ada baiknya merencanakan penempatan orang di organisasi berdasarkan kemampuan dan akreditasi yang diakui oleh individu dalam organisasi.
b. Mencoba membersihkan hubungan
Kegagalan untuk memperjelas hubungan organisasi menciptakan kecemburuan, gesekan, rasa tidak aman, ketidakefisienan, dan pelepasan lebih banyak tanggung jawab atas kesalahan perilaku lainnya dalam pengorganisasian. Untuk itu perlu bagi seorang individu yang dapat menjadi jembatan untuk membubarkan situasi komunikasi horizontal dan vertikal antara teman sebaya dan antara bawahan ..
3. Hubungan berurutan
Informasi dikomunikasikan kepada semua organisasi formal melalui suatu proses; Dalam proses ini orang secara hierarkis mengirim pesan; ke orang kedua yang kemudian mengirimnya kembali ke orang ketiga. Reproduksi pesan orang pertama menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi pesan orang kedua menjadi pesan orang ketiga. Tokoh kunci dalam sistem ini adalah relayor.
AG Smith (1973) memperkenalkan empat fungsi dasar yang dilakukan oleh pengirim pesan, yaitu: menghubungkan, menyimpan, meregangkan, dan mengendalikan. Pengulang pesan adalah perantara - perantara antara pengirim dan penerima. Mereka menghubungkan unit sistem dengan menyelaraskan unit-unit itu satu sama lain 19 . Terkadang repeater pesan mengubah pesan yang dibawanya dengan tujuan menghasilkan harmoni antara unit-unit dalam sistem, tetapi mengubah pesan.
Menurut Koontz dan O'Donnel (1968) untuk mengatasi kesalahan umum yang menghambat kinerja individu yang efektif dan efisien dalam organisasi yang disebabkan oleh inefisiensi proses komunikasi dalam organisasi adalah:
1) Rencanakan penempatan / penugasan posisi dengan benar. Beberapa kegagalan untuk merencanakan dengan benar jauh lebih banyak dalam pengaturan orang daripada posisi yang diberikan oleh atasan sehingga pada akhirnya ada kegagalan dalam komunikasi horizontal dan vertikal yang ada dalam organisasi. Untuk dapat mencairkan kondisi itu, ada baiknya merencanakan penempatan orang di organisasi berdasarkan kemampuan dan akreditasi yang diakui oleh individu dalam organisasi.
2) Berusaha untuk membersihkan hubungan kegagalan untuk menjernihkan hubungan organisasi menyebabkan kecemburuan, pertengkaran, rasa tidak aman, ketidakefisienan, dan pelepasan tanggung jawab lebih dari kesalahan lain dalam pengorganisasian. Untuk itu perlu bagi seorang individu yang dapat menjadi jembatan untuk membubarkan situasi komunikasi horizontal dan vertikal antara teman sebaya dan antara bawahan ..
Dalam mengatasi kendala komunikasi dalam organisasi ada beberapa solusi untuk meminimalkan yaitu menciptakan hubungan intim yang dimiliki oleh orang lain secara pribadi, rekan ke rekan, atau rekan kerja, biasanya disebut hubungan antar pesona. Kemudian merencanakan / mengatur posisi dengan benar dan berusaha untuk memperjelas hubungan dan membuat reproduksi pesan orang pertama menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi pesan orang kedua menjadi pesan orang ketiga. Tokoh kunci dalam sistem ini adalah relayor.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat dibuat dalam makalah ini mencakup pentingnya seorang pemimpin dan bawahan untuk membuka komunikasi secara efektif dan efisien sehingga roda organisasi dapat berjalan dengan lancar untuk mencapai tujuan. Maka semua individu yang tergabung dalam sistem organisasi harus sadar akan perlunya urgensi untuk meminimalkan hambatan komunikasi yang terjadi dengan melakukan beberapa pendekatan / solusi yang ditawarkan yang menciptakan hubungan yang lebih baik. Jadi dikatakan bahwa inti dari kepemimpinan adalah adanya komunikasi yang baik.
REFERENSI
Cruden dan Sherman, dalam bukunya, 1976, Personel Management
R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2006. Komunikasi Organisasi; strategi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Stoner, James AF, 1996, Manajemen, Erlangga, Jakarta
Applbaum, Ronald L, 1974, Strategi untuk Komunikasi Persuasif, Perusahaan Penerbit Charles E. Merril, Columbus, Ohio.
Komentar
Posting Komentar