PENELITIAN MAHASISWA (PK2MP ARSIP)
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut
pada masyarakat adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pemeliharaan
kesehatan gigi dan rongga mulut ketika seseorang berada pada tingkatan
pengetahuan yang tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi dan mulut juga
tinggi (Rahim, 2017).Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta
pembinaan kesehatan gigi terutama pada anak kelompok sekolah perlu mendapat
perhatian khusus, sebab pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh
kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan
kesehatan gigi pada usia dewasa nanti (Prasko, 2016).
Menurut World Health Oganisation (WHO) tahun 2012
diperkirakan bahwa 90% dari anak sekolah di dunia dan sebagian besar orang
dewasa pernah menderita karies gigi (Rahim, 2017).Untuk kesehatan gigi dan mulut, Riskesdas 2018 mencatat
proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6% dan yang mendapatkan pelayanan
dari tenaga medis gigi sebesar 10,2%. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi
dengan benar sebesar 2,8% (DepkesRI, 2018). Provinsi Sumatra Selatan memiliki
proporsi perilaku menyikat gigi setiap hari pada penduduk umur ≥ 3 tahun 94.7% (Riskesdas,
2018).
Pendidikan kesehatan
gigi (PKG) adalah suatu proses belajar yang ditujukan kepada individu atau
kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
(Nurfalah, 2014).Penyampaian materi
penyuluhan kepada sasaran selain harus sesuai dengan metode yang akan digunakan
juga dipengaruhi oleh
ada tidaknya alat bantu atau sarana media pendukung
untuk penyampaian. Simulasi dan metode yang lainnya merupakan salah satu cara
menyajikan informasi dengan cara mempertunjukkan secara langsung objeknya atau
menunjukkan suatu proses atau prosedur. Penyajian ini disertai penggunaan alat
peraga dan media sebagai alat bantu penyampaian materi (Prakoso, 2016).
Pada penelitian ini peneliti akan melakukan
pengenalan plak gigi menggunakan media komik pada program kesehatan.Komik
merupakan sebuah media pembelajaran yang unik dan menarik. Komik juga bersifat
sederhana, jelas, dan mudah dipahami Komik bisa berbentuk buku, lembaran cerita
bergambar, cerita dalam surat kabar dan majalah, atau dalam bentuk film kartun
(Prasetyono, 2015). Adapun kelebihan dalam komik yaitu dapat memotivasi siswa
selama proses belajar mengajar, komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan
media yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, komik bersifat permanen,
komik dapat membangkitkan minat membaca dan mengarahkan siswa untuk disiplin
membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca, komik adalah bagian dan
budaya popular (Wurianto dalam Ambaryani, 2017).
Dilihat dari segi usia retan anak yang terkena
penyakit gigi dan mulut, maka media komik ini ditunjukan pada golongan yang
rawan terhadap penyakit gigi dan mulut yaitu sekolah dasar. Dikarenakan usia
6-14 tahun merupakan usia transisi atau pergantian gigi susu dengan gigi
permanen (gigi campuran). Dimana penyuluhan ini menggunakan media komik yang harus
disesuaikan dengan sasaran, karena itu saya memilih anak yang berumur 9-12
tahun disesuaikaan dengan sifat anak yang berpikir polos dan sesuatu yang nyata
saatnya senang mengumpulkan ilmu pengetahuan dan keingintahuan sangat tinggi
terhadap sesuatu dan berpikir tentang sesuatu dengan nyata. Pengetahuan yang
akan diberikan disesuaikan dengan kelompok
usia sasaran.(Astuti ,2010).
Menurut
survei awal peneliti di SDN 142 Kota Palembang diketahui bahwa belum pernah
dilakukan pelatihan kesehatan gigi dan mulut dan belum ada UKGS, sehingga
pengetahuan anak tentang plak gigi itu
kurang memahami.
Dari uraian di
atas, maka penulis tertarik untuk memilih judul Tentang “Pengenalan Plak Gigi Melalui Media Komik Pada Anak Untuk Pencegahan
Penyakit Gigi Dan Mulut”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang diuraikan diatas, didapat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaiamana
pengenalan plak gigi melalui media komik pada anak untuk pencegahan penyakit
gigi dan mulut.
C. Pertanyaan Penelitian
1.
Apakah anak kelas VA dan VB dapat memahami pengenalan plak gigi dengan media
komik untuk pencegahan penyakit gigi dan mulut di SD Negeri 142 Kota Palembang?
2.
Apakah ada
peningkatan pengetahuan anak kelas VA dan VBtentang plak gigi melalui media komik untuk
pencegahan penyakit gigi dan mulut di
SD Negeri 142 Kota Palembang?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui pengenalan plak gigi melalui media komik
pada anak untuk pencegahan penyakit gigi dan mulut.
2.
Tujuan
Khusus
a. Diketahui anak kelas VA dan VB dapat memahami pengenalan plak gigi dengan media
komik untuk pencegahan penyakit gigi dan mulut di SD Negeri 142 Kota Palembang.
b. Diketahui adapeningkatan pengetahuan anak kelas V A dan V B tentang plak gigi dengan media komik untuk pencegahan penyakit gigi dan mulutdi SD Negeri 142 Kota Palembang.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari peneliti ini
adalah sebagai berikut:
1.
Manfaat Bagi Peneliti
a.
Untuk
meingkatkan pengetahuan peneliti dalam hal penelitian.
b.
Menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang penyuluhan kesehatan Gigi dan Mulut.
c.
Menerapkan
ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan.
2. Manfaat Bagi SD
Sebagai
bahan informasi tentang pengetahuan plak dalam pncegahan penyakit gigi dan
mulut melalui media komik.
3.
Manfaat Untuk Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian
ini dalam dijadikan sebagai pertimbangan sebagai instansi kesehatan dalam
memberikan edukasi untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan pencegahan
gigi dan mulut.
4. Manfaat Untuk
Masyarakat Umum
Masyarakat jadi mengerti
tentang pencegahan penyakit gigi dan mulut melalui media komik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Penyuluhan
1. Pengertian
Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan sama halnya dengan
promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan, menurut Sinor MZ dalam Poppy
Andriany (2011) pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan semua
anak.
Menurut
Budiharto (2009) penyuluhan kesehatan gigi adalah usaha terencana dan terarah
untuk menciptakan suasana agar seseorang atau kelompok masyarakat mau mengubah
perilaku lama yang kurang menguntungkan, menjadi lebih menguntungkan untuk
kesehatan gigi. Sedangkan Menurut Darwita dalam Poppy Andriany (2011)
pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah semua upaya atau aktivitas untuk
mempengaruhi seseorang agar berperilaku baik dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut, serta meningkatkan kesadaran masyarakat dengan memberikan pengertian
cara-cara memelihara kesehatan gigi dan mulut.
Menurut Hastuti S dalam
Poppy Andriany (2010) penyuluhan merupakan salah satu upaya untuk mencegah
masalah kesehatan gigi dan mulut, mengubah perilaku kurang sehat menjadi sehat
melalui program penyuluhan, dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat sehingga ikut berpartisipasi serta aktif dalam meningkatkan derajat
kesehatan.
Menurut Budiharto
(2009), pendidikan kesehatan gigi untuk kelompok anak-anak dapat dikategorikan
sebagai berikut.
a.
Memotivasi
untuk memulai menggosok gigi.
b.
Menentukan
frekuensi menggosok gigi, dua kali per hari.
c.
Mendorong
kerja sama yang lebih erat antara anak dengan ibunya sebagai pembimbing dalam
menggosok gigi anak.
d.
Memotivasi
anak dan ibunya agar bersikap positif terhadap upaya menggosok gigi anak.
e.
Anak
diberi motivasi agar rajin menggosok gigi dengan bimbingan ibunya.
f.
Petugas
kesehatan gigi baik dokter gigi maupun perawat gigi agar senantiasa memberi
motivasi kepada anak dan pembimbing anak untuk menggosok gigi.
2. Tujuan Penyuluhan Kesehatan
Menurut
Maulana (2009) tujuan pendidikan kesehatan yaitu :
a.
Mejadikan
kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimasyarakat.
b.
Menolong
individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk
mencapai tujuan hidup sehat.
c.
Mendorong
pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.
Penyuluhan
kesehatan bertujuan mengubah perilaku kurang sehat menjadi sehat.Menurut
Soekidjo Notoatmodjo (2012) tujuan dari penyuluhan atau promosi yakni
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi
maupun sosial.
3. Perencanaan Penyuluhan Kesehatan
Menurut Maulana (2009), perencanaan penyuluhan didasarkan pada pengetahuan
yang cukup tentang masalah kesehatan yang akan ditanggulangi, program kesehatan
yang akan ditunjang, daerah dan masyarakat yang akan menjadi sasaran, sarana
yang diperlukan dan dapat dimanfaatkan, perencanaan, dan penyuluhan. Langkah-langkah dalam merencanakan penyuluhan kesehatan
adalah :
a.
Mengenai masalah.
b.
Mengenal
masyarakat.
c.
Mengenal wilayah.
d.
Menentukan
prioritas.
e.
Menentukan tujuan penyuluhan.
f.
Menentukan sasaran penyuluhan.
g.
Menetukan isi penyuluhan.
h.
Menentukan metode penyuluhan yang akan digunakan.
i.
Memilih alat peraga atau media penyuluhan.
j.
Menyusun rencana penilaian (evaluasi).
k.
Menyusun rencana kerja atau rencana pelaksanaan.
4.
Metode Penyuluhan Kesehatan
Menurut Maulana (2009) metode diartikan sebagai
cara atau pendekatan tertentu. Dalam proses belajar, pendidik harus memilih dan
menggunakan metode mengajar yang cocok dan relevan sesuai dengan kondisi
setempat. Meskipun berlaku pedoman umum bahwa tidak ada satu pun metode belajar
yang paling baik dan tidak ada satu pun metode belajar yang berdiri
sendiri.Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang cukup tentang penerapan
motode yang sesuai dengan sasaran, tempat, dan waktu yang berbeda.Kecermatan
pemilihan metode sangat diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan kesehatan
itu sendiri.Pada garis besarnya hanya ada
dua jenis metode dalam penyuluhan, yaitu :
a.
Metode Didaktif
Metode ini
dilakukan secara satu arah atau one way
method.Pada metode ini peserta didik atau sasaran bersifat pasif dan hanya
pendidik yang aktif.Contoh dari metode
ini yaitu,
ceramah, film atau video, leaflet,
buklet, poster, siaran melalui radio, dan tulisan di media cetak, dll.
b.
Metode sokratik
Metode ini dilakukan secara dua arah atau two ways method .Pada metode ini peserta didik atau sasaran dan pendidik bersikap aktif dan kreatif. Contoh
dari metode ini yaitu, diskusi kelompok, debat, forum, curah pendapat (brain storming), bermain peran, wawancara, tanya jawab, dll.
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2012), metode pendidikan atau penyuluhan terbagi menjadi beberapa metode, yaitu :
a.
Metode individual
(perorangan)
Metode individual ini digunakan untuk membina perilaku
baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada sesuatu perubahan
perilaku dengan pendekatan individual.Contoh metode individual yaitu, bimbingan
atau penyuluhan (guidance and conceling),
dan wawancara (interview).
b.
Metode kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus
diingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dan sasaran.
Efektifitas suatu metode akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.
Kelompok sasaran pada metode ini terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Kelompok besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan lebih
dari 15 0rang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain ceramah
dan seminar.
2) Kelompok kecil
Apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya disebut kelompok
kecil.Metode- metode yang cocok untuk kelompok kecil ini adalah diskusi
kelompok, curah pendapat (brain storming),
bola salju (snow balling)
kelompok-kelompok kecil (buzz group),
bermain peran (role play), dan
permainan simulasi (simulation game).
c.
Metode massa
Metode massa cocok digunakan
untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat.
Oleh karena sasaran ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan
sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Metode yang cocok
pada pendekatan massa adalah ceramah umum (public
speaking), berbincang-bincang (talk
show), simulasi, sinetron televisi, dan tulisan-tulisan di majalah atau
koran.
5. Media Penyuluhan Kesehatan
Disebut
media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan
karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan
kesehatan bagi masyarakat “klien”.
Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media), media ini dibagi menjadi 3,
yakni:
a.
Media cetak
b.
Media elektronik
c.
Media papan (bill
board)
B.
Plak
1.
Pengertian Plak
Menurut Megananda Hiranya (2010) plak gigi
merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas
mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matrik interseluler jika
seseorang melalaikan kebersihan gigi dan mulutnya. Jika jumlahnya sedikit plak
tidak dapat terlihat, kecuali diwarnai dengan larutan disclosing atau
sudah mengalami disklorasi oleh pigmen-pigmen yang berada dalam rongga mulut.
Jika menumpuk, plak akan terlihat berwarna abu-abu, abu-abu kekuningan, dan
kuning.
Gambar 2.3 Plak
Sumber : Dentia Dental, 2009
Gambar 2.4 Plak
Dilihat dengan Menggunakan Disclosing
Solution
Sumber : Stella Listyani, 2012
2.
Proses
Terjadinya Plak
Menurut Megananda Hiranya (2010) plak
terjadi karena sisa - sisa makanan pada permukaan gigi yang tidak dibersikan
maka sisa - sisa makanan tersebut dalam waktu singkat akan bercampur dengan
bakteri yang ada di dalam mulut kemudian membentuk suatu endapan lunak yang
disebut plak.
3.
Penyebab
Terjadinya Plak
Menurut Megananda Hiranya (2010), Plak disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya :
a. Lingkungan
fisik
Meliputi
anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan sekitarnya, struktur permukaan gigi
yang jelas terlihat setelah di lakukan pewarnaan dengan larutan disklosing.
Pada daerah terlindung karena kecembungan permukaan gigi, pada gigi yang
letaknya salah, pada permukaan gigi dengan kontur tepi gusi yang buruk, pada
permukaan email yang banyak cacat, dan pada daerah pertautan sementoemail yang
kasar, terlihat jumlah plak yang terbentuk lebih banyak.
b. Friksi/
gesekan oleh makanan yang di kunyah
Hal ini
hanya terjadi pada permukaan gigi yang tidak terlindungi. Pemeliharaan
kebersihan mulut dapat mencegah atau mengurangi penumpukan plak pada permukaan
gigi.
c.
Pengaruh diet
Pengaruh
diet terhadap pembentukan plak telah di teliti dalam dua aspek, yaitu
pengaruhnya secara fisik dan pengaruhnya sebagai sumber makanan bagi bakteri di
dalam plak. Jenis makanan yaitu keras dan lunak, memengaruhi pembentukan plak
pada permukaan gigi. Ternyata plak banyak terbentuk jika kita lebih banyak
mengonsumsi makanan lunak, terutama makanan yang mengandung karbohidrat jenis
sukrosa, karena akan menghasilkan dekstran dan levan yang memegang peranan
penting dalam pembentukan matriks plak.
4.
Pengukuran
Kebersihan Gigi dan Mulut menurut Podshadley and Haley (Indeks PHP)
Menurut Megananda Hiranya (2010) indeks PHP ini pertama
kali dikembangkan dengan maksud untuk menilai individual dan perorangan dalam
pembersihan debris setelah diberikan instruksi menyikat gigi.
Cara pemeriksaan klinis berdasarkan indeks plak PHP adalah
sebagai berikut.
a.
Digunakan
bahan pewarna gigi (disclosing solution)
untuk memeriksa plak yang terbentuk pada permukaan gigi.
Gambar 2.5 Disclosing Solution Gel
Sumber
:Patterson Dental, 2019
b.
Pemeriksaan
dilakukan pada mahkota gigi bagian fasial atau lingual dengan membagi tiap
permukaan mahkota gigi menjadi lima subdivisi.
Gambar 2.6 Lima Subdivisi Permukaan Gigi dalam Indeks
Plak PHP
Sumber
: Megananda Hiraya, 2010
Seperti pada gambar 2.4 lima subdivisi
tersebut, yaitu:
1)
D = Distal.
2)
G = Sepertiga tengah gingival.
3)
M = Mesial.
4)
C = Sepertiga tengah.
5)
I/O =
Sepertiga tengah insisal atau oklusal.
c.
Pemeriksaan
dilakukan secara sistematis pada gigi indeks :
|
1)
Permukaan
labial gigi insisif pertama kanan atas.
2)
Permukaan
labial gigi insisif pertama kiri bawah.
3)
Permukaan
bukal gigi molar pertama kanan atas.
4)
Permukaan
bukal gigi molar pertama kiri atas.
5)
Permukaan
lingual gigi molar kiri bawah.
6)
Permukaan
lingual gigi molar kanan bawah.
Gigi
pengganti jika gigi indeks pada suatu segmen tidak ada, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1)
Jika
gigi molar pertama tidak ada, ganti dengan gigi molar kedua, jika gigi molar
pertama dan kedua tidak ada penilaian dilakukan pada gigi molar ketiga. Jika
gigi molar pertama, kedua, dan ketiga tidak ada maka tidak ada penilaian untuk
segmen tersebut.
2)
Jika
gigi insisif pertama kanan atas tidak ada, ganti dengan gigi insisif kiri dan
jika gigi insisif kiri tidak ada, ganti dengan gigi insisif pertama kanan
bawah. Jika gigi insisif pertama kanan atau kiri tidak ada, maka tidak ada
penilaian untuk segmen tersebut.
3)
Gigi
indeks dianggap tidak ada pada keadaan-keadaan seperti gigi hilang karena
dicabut, gigi merupakan sisa akar, gigi merupakan mahkota jaket, baik yang
terbuata dari akrilik maupun logam, mahkota gigi sudah hilang atau rusak lebih
dari setengah bagian pada permukaan indeks akibat karies atau fraktur, gigi
yang erupsinya belum mencapai setengah tinggi mahkota klinis.
4)
Penilaian
dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi indeks yang dapat diperiksa.
d.
Cara
penilaian plak adalah sebagai berikut :
1)
Nilai
0 = Tidak ada plak
2)
Nulai
1 = Ada plak
e.
Cara
pengukuran untuk menentukan indeks plak PHP, yaitu dengan rumus di bawah ini
dan nilai yang dihasilkan adalah berupa angka.
f.
Kriteria
penilaian tingkat kebersihan gigi dan mulut berdasarkan indeks plak PHP (Personal Hygiene Performance), yaitu :
Sangat baik = 0
Baik =
0,1 – 1,7
Sedang =
1,8 – 3,4
Buruk =
3,5 – 5
5.
Format Penilaian Indeks PHP
(Putri,
2010)
Kriteria
penilaian index PHP :
Sangat baik = 0
Baik =
0,1 – 1,7
Sedang =
1,8 – 3,4
Buruk =
3,5 – 5
C. Komik
1. Pengertian
komik
Komik merupakan sebuah media pembelajaran yang unik
dan menarik. Komik juga bersifat sederhana, jelas, dan mudah dipahami.Komik
memiliki daya tarik tersendiri yang berupa perpaduan cerita dan gambar sehingga
mudah dicerna dan tidak terkesan menggurui sehingga komik dapat dijadikan
sebagai media pembelajaran. Komik bisa berbentuk buku, lembaran cerita
bergambar, cerita dalam surat kabar dan majalah, atau dalam bentuk film kartun
(Prasetyono, 2015).
Komik merupakan suatu kartun yang
mengungkapkan sebuah karakter dan memerankan cerita dalam urutan yang erat,
dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para
pembaca. Peranan pokok komik dalam instruksional adalah kemampuannya dalam
menciptakan minat peserta didik (Rohani dalam Pritandhari, 2016). Komik dapat memiliki arti
gambar-gambar serta lambang lain yang ter-jukstaposisi (berdekatan,
bersebelahan) dalam urutan tertentu, utuk menyampaikan informasi dan/atau
mencapai tanggapan estetis dari pembacanya. Komik sesungguhnya lebih dari
sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur (Scout McCloud dalam
Waluyanto, 2005) .
Media komik merupakan salah satu bacaan favorit
anak-anak. Media komik memiliki ilustrasi gambar dari cerita yang disajikan.
Media komik dengan gambar yang berwarna memiliki daya tarik tersendiri bagi
anak sehingga anak menjadi tertarik dan senang membaca. Media komik tidak
membutuhkan banyak alat dan sarana khusus untuk penggunaannya dan menggunakan
visual saja. Penggunaan media komik
dalam pembelajaran dapat membantu siswa dan memotivasi belajar mereka untuk
lebih semangat dalam belajar (Budiarti, 2016).
Media
pembelajaran komik strip berisi gambar atau rangkaian gambar yang membentuk
sebuah cerita. Cerita yang dibuat berdasarkan materi yang dipelajari. Media
dibuat dengan cerita dan tampilan yang menarik agar menarik mahasiswa untuk
membacanya. Ketika mahasiswa membaca secara tidak langsung mereka mempelajari
materi pembelajaran yang diajarkan (Pritandhari, 2016).
2. Ciri-ciri
komik.
a. Bersifat
proposional
Komik mampu menbuat pembaca
terlibat secara emosional dalam membaca komik. Pembaca seperti ikut berperan
dan terlibat dalam komik menjadi pelaku utama.
b. Bahasa
percakapan
Bahasa yang digunkan dalam komik biasanya bahasa percakapan
sehari-hari, jadi pembaca mudah mengerti dan memahami bacaan komik. Bahasa
kimik tidak menggunakan bahasa yang sulit untuk dipahami pembaca.
c. Bersifat
kepahlawanan
Umumnya isi cerita yang ada dalam komik, akan
cenderung membuat pembaca mempunyai rasa ataupun sikap kepahlawanan.
d. Penggambaran
watak
Penggambaran watak dalam komik digambarkan secara
sederhana. Penggambaran secara sederhana dilakukan agar pembaca mudah mengerti
karakteristik tokoh-tokoh yang terlibat dalam komik tersebut.
e. Menyediakan
humor
Humor kasar yang tersaji dalam komik akan mudah dipahami
oleh seseorang karena humor tesebut memang sering ada di masyarakat.
3. Sasaran
Komik
Sasaran mulai dari memiliki
kemampuan membaca dan berpikir cukup baikdengan anak pada usia sekolah yaitu
6-12 tahun (Budiarti,2016).
4. Jenis-jenis komik
Dilihat dari segi bentuk penampilan atau kemasan, komik dapat dibedakan
ke dalam komik strip (comic strip), komik buku (comic books), dan
novel grafik (graphic novels) menurut (Rahadian dalam Rahmawati, 2018).
a. Komik
strip
Komik strip berisi gambar atau rangkaian
gambar yang membentuk sebuah cerita. Cerita yang dibuat berdasarkan materi yang
dipelajari. Media dibuat dengan cerita dan tampilan yang menarik agar menarik
mahasiswa untuk membacanya.Ketika mahasiswa membaca secara tidah langsung
mereka mempelajari materi pembelajaran yang diajarkan (Pritandhari, 2016).
Komik strip
bersambung merupakan salah satu jenis dari komik strip. Jenis komik ini banyak
sekali dijumpai di harian surat kabar maupun di Internet. Komik strip
bersambung disajikan dalam rangkaian gambar yang disajikan secara singkat dan
berseri di setiap edisinya secara teratur. Rasa keingintahuan pembaca dibawa
untuk cerita selanjutnya(Soedarso, 2015).
Menurut Soedarso, 2015 Komik strip lainnya adalah komik strip
kartun. Biasanya komik strip jenis ini menceritakan sindiran terhadap isu-isu
yang sedang terjadi di tengah masyarakat namun disajikan dengan pendekatan
humor. Tokoh utama memiliki bentuk lucu atau ciri khas tertentu; lucu namun
dekat dengan masyarakat yang mengundang tawa para pembacanya. Meskipun
penyampaian komik strip kartun ini mengundang tawa, pesan yang disampaikan
penuh makna dan serius, sehingga memerlukan sebuah kajian lebih dalam dari para
penikmat kartun strip ini. Bonnef (1998) menyebutkan bahwa jenis komik kartun
ini sebagai komik intelektual.
b. Komik
book (buku komik)
Buku komik termasuk
dalam jenis buku fiksi. Isi buku ini merupakan cerita fiksi yang tidak
berdasarkan dengan kehidupan nyata. Buku komik di Indonesia dekat dengan
istilah cergam, sejenis komik atau gambar yang diberi teks. Teknik menggambar
cergam dibuat berdasarkan cerita dengan berbagai sudut pandang penggambaran
yang menarik. Menurut Oxford Dictionary, buku adalah kumpulan kertas atau bahan
lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya yang berisi tulisan
atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembar kertas pada buku disebut
halaman(Soedarso, 2015).
c. Novel grafis
Komik jenis ini adalah
komik yang menampilkan cerita yang memiliki tema yang serius. Bobot cerita
novel grafis disajikan lebih kepada konsumen yang sudah dewasa. Cerita yang
disajikan pun layaknya sebuah novel dan disajikan dengan gambar menyerupai buku
komik. Perbedaan kemasan novel grafis dengan buku komik lainnya juga dibedakan;
isi novel grafis biasanyadisajikan lebih dari seratus halaman dan biasanya
dikemas dengan hard cover(Soedarso,
2015).
.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan
latar belakang rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan,
maka akan dibentuk kerangka konsep.
Kerangka Konsep mengenai pengenalan
plak gigi melalui media komik pada anak untuk pencegahan penyakit gigi dan
mulut adalah sebagai berikut :
No
|
Variabel
|
Definisi Operaisional
|
Alat Ukur
|
Cara Ukur
|
Skala Ukur
|
Hasil Ukur
|
1.
|
Penyuluhan dengan media komik
|
Penyuluhan media komik sebagai media
pembelajaran yang unik dan menarik .Komik memiliki daya tarik tersendiri yang
berupa perpaduan cerita dan gambar sehingga mudah dicerna dan tidak terkesan
menggurui sehingga komik dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran.(Prasetyono, 2015).
|
Panca indra
|
Observasi
|
Nominal
|
- Ya
- Tidak
|
2.
|
Pengetahuan tentang Plak
|
Informasi
atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang tentang plak
|
Daftar pertanyaan
|
Menghitung hasil daftar
pertanyaan
|
Rasio
|
0-100 %
Baik : 76% - 100%
Cukup
: 56% - 75 %
Kurang
: <56%
|
A. Definisi
Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional
B.
Hipotesis
Ho:
Tidak ada peningkatan antara pengetahuan anak tentang plak gigi sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan dengan media komik.
H1:
Ada peningkatan antara pengetahuan anak tentang plak gigi sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan dengan media komik.
C.
Desain
Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian dengan melakukan kegiatan
percobaan ( experiment) yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh
yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau experiment
tersebut ( Notoadmojo, 2018).
D.
Variabel
yang diamati
Variabel
penelitian ini terdiri dari;
1.
Variabel Independent
a.
Penyuluhan dengan Media Komik
2. Variabel
Dependent
b.
Pengetahuan Tentang Plak
E.
Lokasi
Penelitian
Sekolah
Dasar Negeri 142 Kota Palembang.
F.
Populasi
Populasi
pada penelitian ini adalah siswa-siswi SD Negeri 142 Kota Palembang yang
berjumlah 158 orang.
G.
Jumlah
Sampel
Sampel
pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V A dan VB SD Negeri 142 Kota
Palembang yang berjumlah 40 siswa.
H.
Teknik
Pengambilan Sampel
Sampel
adalah bagian dari populasi yang dipilh dengan cara tertentu hingga dianggap
dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro, 2011). Sampel di ambil dengan
menggunakan teknik proppartional
stratified sampling yaitu apabila suatu populasi terdiri dari unit yang
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen (Notoatmodjo, 2018).
Kriteria
Inklusi:
1.
Siswa-siswi SD Negeri 142 Kota Palembang kelas VA dan VB
2.
Tidak Dalam keadaan sakit
3.
Responden yang kooperatif
I.
Perhitungan
Besar Sampel
Adapun
besar sampel keseluruhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa.
Dimana 40 siswa tersebut dibagi dalam 2 kelompok uji, yang masing-masing
kelompok uji terdiri dari 20 siswa.
Perhitungan
besar sampel dihitung dengan rumus Federer sebagai berikut:
(t-1) (n-1)
≥ 15
(2-1)
(n-1) ≥ 15
n-1 ≥ 15
n ≥ 16
n
≥ 16
Keterangan:
t
: Jumlah kelompok uji
n:
Besar sampel perkelompok
Besar sampel ideal menurut hitungan rumus
Federer di atas adalah minimal 16 siswa atau lebih dengan diambil sampel pada
penelitian ini 20 siswa. Jadi, jumlah siswa semua kelompok uji secara
keseluruhan adalah 40 siswa.
J.
Prosedur
Kerja
1. Persiapan Penelitian
a. Peneliti
datang ke sekolah melapor minta izin kepada kepala sekolah dan guru SD Negeri
142 Kota Palembang.
b. Peneliti
Menyiapkan alat dan bahan.
c. Peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan responden.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Sebelum
melakukan penyuluhan dengan media komik, peneliti memberikan daftar pertanyaan
kepada siswa-siswi kelas VA dan VB sebanyak 40 siswa untuk mengetahui
pengetahuan anak tentang plak gigi.
b. Peneliti
melakukan pembagian kelompok dimana terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok 1
dan kelompok 2 yang masing-masing kelompok berjumlah 20 orang.
c. Peneliti
memberikan Komik tentang Plak pada kelompok 1 dan kelompok 2 penyuluhan dengan
metode ceramah sebagai kelompok control..
d. Peneliti
memberikan kembali daftar pertanyaan untuk mengukur pengetahuan anak tentang
plak setelah diberikan penyuluhan dengan menggunakan media komik dan ceramah.
3. Alur Penelitian
K. Analisa Data
Pada penelitian
ini analisa data yang digunakan adalah:
1. Analisis univariate yang dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian. Pada umunya analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan persentase dari tiap variabel.
2. Analisis bevariate yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis ini dapat dilakukan
pengujian statistik, misalnya dengan Uji-T Independent.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A.
Biaya
No
|
Jenis
Pengeluaran
|
Volume
|
Harga
Satuan
|
Jumlah
|
1.
|
Kertas
A4
|
5 rim
|
Rp.
50.000,-
|
Rp.
250.000,-
|
2.
|
Biaya
Photocopy Proposal
|
14 rangkap x
20 lembar
|
Rp.
200,-
|
Rp.
56.000,-
|
3.
|
Penjilidan
Proposal
|
14 rangkap
|
Rp.
3000
|
Rp.
42.000,-
|
4.
|
Tinta
printer
|
4 buah
|
Rp.
48.000,-
|
Rp.
192.000,-
|
5.
|
Biaya
Cetak Komik
|
20
lembar
|
Rp.
25.000,-
|
Rp.
500.000,-
|
6.
|
Transportasi
|
3 orang (2 hari)
|
Rp. 50.000,-
|
Rp. 600.000,-
|
7.
|
Konsumsi
|
3 orang (2 hari)
|
Rp. 50.000,-
|
Rp. 300.000,-
|
8.
|
Editing
dan Design Komik
|
20
Lembar
|
Rp.
2.000.000,-
|
Rp.
2.000.000,-
|
9.
|
Hadiah
untuk anak SD
|
40
orang
|
Rp.
15.000,-
|
Rp.
60.000,-
|
|
Jumlah
|
|
|
Rp.
4.000.000,-
|
B.
Jadwal
Penelitian
No
|
Kegiatan
|
6 Bulan ke- 1
|
6 Bulan ke-2
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
||
1.
|
Pembuatan
Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Penjaringan
Sample
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Menghitung skor
plk per test (sebelum dilakukan perlakuan)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Memberikan
Perlakuan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Mengamati dan
montoring sample setelah diberikan perlakuan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Menghitung
kembali skor plak setelah perlakuan dan diamati
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB V
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan pada anak kelas V A dan V B di SD Negeri 142
Palembang, menunjukan hasil sebagai berikut :
Tabel
5.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan anak tentang plak Sebelum dan Sesudah
diberi komik pada anak kelas V A dan V B SD Negeri 142 Palembang.
No
|
Variabel
|
N
|
Jumlah Nilai
|
Rata-Rata Nilai
|
%
|
1.
|
Nilai Pengetahuan anak Sebelum diberi Penyuluhan dengan Media Komik
|
20
|
1.399
|
69,96
|
69,95%
|
2.
|
NilaiPengetahuan anak Sesudah Diberi
Penyuluhan dengan Media
Komik
|
20
|
1.675
|
83,29
|
83,75%
|
Sumber : Data Primer 2019
Tabel
5.1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai pengetahuan anak sesudah diberikan
penyuluhan dengan media komik lebih tinggi, dibandingkan sebelum diberikan
penyuluhan dengan media komik. Karena penyuluhan menggunakan media komik
memiliki kelebihan yang dapat menarik perhatian anak.
Tabe
5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan anak tentang plak Sebelum dan Sesudah
diberi Metoder Ceramah pada anak kelas V A dan V B SD Negeri 142 Palembang.
No
|
Variabel
|
N
|
Jumlah Skor
|
Rata-Rata Skor
|
%
|
1.
|
NilaiPengetahuan
anak Sebelum Diberi Penyuluhan dengan Metode Ceramah
|
20
|
1.333
|
66,69
|
66,65%
|
2.
|
NilaiPengetahuan
anak Sesudah Diberi
Penyuluhan dengan Metode Ceramah
|
20
|
1.486
|
74,31
|
74,3%
|
Tabel
5.2 menunjukkan bahwa rata-rata nilai pengetahuan anak sesudah diberikan
penyuluhan dengan metode ceramah lebih tinggi, dibandingkan sebelum diberikan
penyuluhan dengan ceramah. Karena penyuluhan menggunakan metode ceramah
memiliki kelebihan yang dapat menarik perhatian anak.
Tabe
5.3 Distribusi Selisih rata- rata Pengetahuan anak tentang plak Sebelum dan
Sesudah diberi Media Komik dan penyuluhan dengan metode ceramah pada anak kelas
V A dan V B SD Negeri 142 Palembang.
Metode Penyuluhan
|
N
|
Perbandingan
rata-rata selisih nilai Pengetahuan Anak (mean)
|
Mean Difference
|
Nilai p*)
|
Media Komik
|
20
|
13,33
|
6,22
|
0,029
|
Ceramah
|
20
|
7,62
|
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa selisih
rata-rata nilai pengetahuan anak sebelum dan sesudah penyuluhan menggunakan
media komik dan metode ceramah 6,22, Melalui uji-T didapatkan P-value =0,029 berarti bahwa pada
α>0,05 terdapat perbedaan yang
bermakna antara kedua metode tersebut dalam meningkatkan pengetahuan anak.
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel distribusi
frekuensi 5.1 dan 5.2
dapat dilihat bahwa rata-rata nilaipengetahuan anak tentang plak
gigi yang menunjukkan
kedua metode penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan kepada anak yang
menghasilkan rata-rata nilai post test yang lebih tinggi dari rata-rata
skor pre test.Tabel distribusi 5.3 dapat dilihat bahwa selisih rata-rata nilaipengetahuan anak sebelum dan sesudah
dilakukan penyuluhan dengan media komik dan metode ceramah adalah 6,22 yang berarti penyuluhan dengan media
komik dan metode
ceramah sama-sama dapat meningkatkan
pengetahuan anak, karena
melalui uji-T didapatkan P-value
=0,029 berarti pada α>0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna
antara kedua metode tersebut dalam meningkatkan pengetahuan anak dimana Ho
ditolak dan H1 diterima.
Hal
ini dikarenakan di penelitian ini mengukur pengetahuan anak dimana metode penyuluhan dengan media komik memiliki
kelebihan yang dapat menarik perhatian anak dalam mengatasi keterbatasan
pengalaman yang dimiliki anak secara langsung. Menurut Budiarti, 2016 media
komik tidak membutuhkan banyak alat dan sarana khusus untuk penggunaannya dan
menggunakan visual saja. Penggunaan
media komik dalam pembelajaran dapat membantu siswa dan memotivasi belajar
mereka untuk lebih semangat dalam belajar.
Penyuluhan
menggunakan metode ceramah juga mampu dapat meningkatkan pengetahuan siswa akan
tetapi banyak faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan memberikan
penyuluhan. Seperti : fakor lingkungan,kesiapan pemateri dan daya tangkap
sasaran.
Berdasarkan piramida belajar Edgar Dale,
Terbukti bahwa media pembelajaran akan lebih efektif jika media yang digunakan
dapat membuat siswa membaca, mendengarkan, dan melihat objek dari media
tersebut.
Menurut
Nurfalah, 2014 faktor yang mempengaruhi meningkatnya pengetahuan anak
berhubungan dengan otak dan memorinya. Otak menyimpan informasi dengan cara
masukan yang diterima oleh sensor diteruskan ke otak dan di simpan di memori
jangka pendek, beberapa informasi akan diteruskan ke memori jangka panjang yang
di tentukan oleh perhatian terhadap masukan informasi tersebut. Perhatian
motivasi, dan kaitan suatu informasi terhadap pengetahuan yang ada sebelumnya
diotak adalah faktor yang paling berpengaruh
tehadap penyimpanan informasi di memori jangka panjang.
|
BAB
VI
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Anak
kelas
VA dan VB sudah memahami pengenalan
plak gigi dengan media komik untuk pencegahan penyakit gigi dan mulut di SD Negeri 142 Kota Palembang
2. Terjadi
peningkatan pengetahuan Anakkelas VA dan VB dalammemahami pengenalan plak gigi dengan media komik untuk pencegahan
penyakit gigi dan mulut di SD Negeri 142 Kota Palembang
3. Rata
- rata nilai pengetahuan anak tentang plak gigi kelompok 1penyuluhan
menggunakan media komik sebelum
dilakukan penyuluhan sebesar 69,96 dan sesudah sebesar 83,79.
4. Rata
- rata nilai pengetahuan anak tentang plak gigi gigi kelompok 2penyuluhan
menggunakan metode ceramahsebelum
dilakukan penyuluhan sebesar 66,69 dan sesudah sebesar 74,31.
5.
Terdapat perbedaan yang bermakna antara
hasil selisih jumlah skor pengetahuan
anak tentang plak gigi sebelum dan sesudah penyuluhan menggunakan media komik
dan ceramah.(p-value=0,029).
B.
Saran
1.
Perlu diadakannya program UKGS (Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah) yang bekerjasama dengan Puskesmas dan tenaga kesehatan
gigi dan mulut untuk menambah pengetahuan serta keterampilan agar siswa mampu memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.
2.
Instansi kesehatan diharapkan dapat
meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan gigi dan mulut di lingkungan
sekolah
3.
Perlu diadakanya penelitian lanjutan
mengenai penyuluhan kesehatan gigi dan mulutdi Sekoah Dasar Negeri 142
Palembang.
DAFTAR PUSTAKA
Ambaryani, Gamaliel Septian
Airlanda. 2017. Pengembangan Media Komik Untuk Efektifitas Dan Meningkatkan
Hasil Belajar Kognitif Materi Perubahan Lingkungan Fisik. Jawa Tengah. Jurnal Pendidikan Surya Edukasi.3(1).https://media.neliti.com/media/publications/122239-ID-pengembangan-media-komik-untuk-efektifit.pdf.Diakses pada 20 Februari 2019.
Budiharto. 2009. Pengantar Ilmu Perilaku
kesehatan dan Pendidikan Kesehata Gigi.Jakarta: EGC.
Dental, Dentia. 2009. Pentingnya Kebersihan Mulut.(http://dentiadental.com/pentingnya-kebersihan-mulut/) diakses pada 18 februari 2019.
Dental, Patterson.2019. GC Tri Plaque ID Gel Disclosing Solution.(https://www.pattersondental.com/Supplies/ItemDetail/072071009) diakses pada 27
Januari 2019.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Laporan
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Hariani, Nurul. 2017. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi.(http://smpit-alhidayah-sumenep.sch.id/2017/12/13/penyuluhan-kesehatan-reproduksi/) diakses 20februari 2019.
Hastuti S, Andriyani A. 2010. Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi dalam Meningkatkan
Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi pada Anak di SD Negeri 2 Sami Kecamatan
Sambi Kabupaten Boyolali.Gaster.Dalam
jurnal Cakradonya Dental Vol 6 (1) (http://www.jurnal.unsyiah
.ac.id/CDS/view/10408) diakses pada 7 Januari 2019.
Mediawati, Elis. 2011.
Pembelajaran Akuntansi Keuangan Melalui
Media Komik Untuk Meningkatkan Prestasi Mahasiswa. Jakarta. Jurnal Penelitian Pendidikan. 12(1).http://jurnal.upi.edu/file/6-Elis_Mediawati.pdf. Diakses pada 20
Februari 2019.
Maryam S. 2014. Promosi
kesehatan.Jakarta : EGC. Dalam Jurnal e-Gigi (eG) Vol 4 No 2(https://ejournal.unsrat.ac.id/index .php/egigi/article/viewfile/14261/13836)diakses7dan 20februari 2019.
Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Kesehatan Teori dan Aplikasinya.Jakarta : Rineka Cipta. Dalam
Jurnal e-Gigi (eG) Vol 4 No 2 (http://download. portalgaruda.orf/article.php?aeticle=458914) diakses 20februari 2019..
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Metodologi Penelitian
Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.
Prasetyono, Aditya
Eko, dkk. 2015. Pengaruh Penggunaan
Media Komik Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Sejarah. Lampung. 3(6).
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PES/article/view/10589. Diakses pada
20 Februari 2019.
Putri, Megananda Hiranya,
dkk. 2010. Ilmu Pencegahan
Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi.Jakarta: EGC.
Unusa.2016. Hima IKM Unusa Adakan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.(http://unusa.ac.id/hima-ikm-unusa-adakan-penyuluhan-kesehatan-masyarakat/) diakses pada 20februari 2019.
Waluyanto, Heru Dwi. 2005. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual
Pembelajaran.https://www.lifemosaic.net/images/uploads/Territories_of_Life/TOL_Resources/Communications/Komik_Sebagai_Media_Komunikasi_Visual_Pembelajaran.pdf.
Surabaya. Diakses pada 20 Februari 2019.
L
A
M
P
I
R
A
N
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap :
Antri Elisa
NIM :
PO.71.25.017.032
Jurusan/Program Studi : D3 Keperawatan Gigi
Tempat Tanggal Lahir :
Martapura, 25Februari
2000
Jenis Kelamin :
Perempuan
Agama :
Islam
Golongan Darah :
B
Alamat : Ds.
Kungkilan Kec. Pendopo Barat Kab. Empat Lawang
Agama : Islam
Email :
antribengkulu19@gmail.com
Telp Rumah/ HP : 081279529525
Nama Orang Tua :
Ayah :
Misran Depi
Ibu :
Dewi Nurhayati
Alamat :
Ds. Kungkiolan Kec. Pendopo Barat Kab. Empat Lawang
Telp Rumah/HP :
082373583541
Riwayat Pendidikan
-
SD :
SD Negeri 25
Ds. Kungkilan
-
SMP :
SMP Negeri
1 Pendopo
-
SMA : SMA Negeri 4 Kota Bengkulu
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap :
Nadia Nurfadila
NIM :
PO.71.25.017.018
Jurusan/Program Studi : D3 Keperawatan Gigi
Tempat Tanggal Lahir :
Prabumulih, 26
September 2000
Jenis Kelamin :
Perempuan
Agama :
Islam
Golongan Darah :
O
Alamat : Jl.
Angkatan 45 Gg. Arya No.08,
Rt/Rw 02/09, Kel. Muara Dua Kec.Prabumulih Timur, Kota Prabumulih
Agama : Islam
Email :
nadianurfadila@gmail.com
Telp Rumah/ HP : 082280648561
Nama Orang Tua :
Ayah :
Ardiansyah
Ibu :
Dewi Nurmalisa
Alamat : Jl.
Angkatan 45 Gg. Arya No.08,
Rt/Rw 02/09, Kel. Muara Dua Kec.Prabumulih Timur, Kota Prabumulih
Telp Rumah/HP :
081274099747
Riwayat Pendidikan
-
SD :
SD Negeri 30
Prabumulih
-
SMP :
SMP Negeri
2 Prabumulih
-
SMA : SMA Negeri 3 Prabumulih
-
SURAT KETERANGAN
Nomor : 420 / 39
/ SDN 142 PLG / 2019
Yang
bertanda tangan dibawah ini, Kepala UPT satuan Pendidikan Dasar Negeri 142 Palembang,
dengan ini menerangkan :
Nama
Peneliti (1) : Antri Elisa
Nim
:
PO.71.25.0.17.032
Program
Studi : D III / Keperawatan Gigi
Nama
Peneliti (2) : Nadia Nurfadila
Nim
:
PO.71.25.0.17.018
Program
Studi : D III / Keperawatan Gigi
Telah
melakuakn penelitian pada anak kelas V A dan V B SD Negeri 142 Palembang pada
tanggal September 2019 dengan judul “Pengenalan Plak Gigi Melalui Media Komik Pada Anak Untuk Pencegahan
Penyakit Gigi Dan Mulut”
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
SATUAN
PELAJARAN
I.
Bidang
Studi :
Media Komunikasi
II.
Pokok
Bahasan : Plak
III.
Sub
Pokok Bahasan :
1. Pengertian Plak
2. Penyebab Plak
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan plak
4. Cara pembentukan plak
5. Akibat yang ditimbulkan oleh plak
6. Cara mencegah plak
IV.
Sasaran
: Siswa SD Kelas V
V.
Waktu
: 25 menit
VI.
Tempat : Ruang Kelas
VII.
Tujuan
Instruksional :
1.
Tujuan
Instruksional Umum (TIU) :
Setelah penyuluhan selesai, diharapkan
sasaran dapat memahami tentang plak
2.
Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) :
a. Setelah
penyuluhan selesai, diharapkan sasaran dapat menjelaskan tentang pengertian
plak.
b. Setelah
penyuluhan selesai, diharapkan sasaran dapat menjelaskan tentang penyebab plak.
c. Setelah
penyuluhan selesai, diharapkan sasaran dapat menjelaskan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan plak.
d. Setelah
penyuluhan selesai, diharapkan sasaran dapat menjelaskan tentang cara
pembentukan plak.
e. Setelah
penyuluhan selesai, diharapkan sasaran dapat menjelaskan tentang akibat yang
ditimbulkan plak.
f. Setelah
penyuluhan selesai, diharapkan sasaran dapat menjelaskan tentang cara mencegah
plak.
I.
PENDAHULUAN
Assalamualaikum
warrahmatullahi wabarakatu..
Selamat
pagi adik-adik, Bagaimana kabarnya hari ini?
Alhamdulillah, puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua sehingga kita dapat berkumpul di kelas ini dalam keadaan sehat wal afiat.
Tak lupa pula kita kirimkan salawat beserta salam kepada Nabi kita yakni Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang
berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Sebelumya kakak
akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama kakak Nadiyah Ridella Putri,
biasa dipanggil kak Nadiyah. Kakak merupakan salah satu mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Palembang jurusan Keperawatan Gigi. Tujuan kakak kesini adalah ingin
menyampaikan penyuluhan kepaa adik-adik tentang plak. Sebelumnya adik-adik
sudah tau belum apa itu radang gusi?
II.
MATERI
A. Pengertian
Plak
Plak adalah suatu
endapan lunak yang menutupi dan melekat pada permukaan gigi yang terdiri atas
semacam bahan perekat (seperti agar-agar) dan aneka ragam bentuk bakteri.
B. Penyebab
Plak
1. Mengabaikan
kebersihan mulut karena tidak rajin gosok gigi
2. Pola
makan sehari-hari, seperti terlalu banyak memakan-makanan yang mengandung
karbohidrat yang cukup tinggi
C. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan Plak
1. Kondisi
gigi : pada gigi yang letaknya salah
2. Gesekan
: oleh makanan yang dikunyah
3. Pengaruh
makanan yang dimakan, seperti jenis makanan yang manis, cair, melekat dan jenis
makanan zat tepung.
D. Cara
Pembentukan Plak
Sisa-sisa makanan pada permukaan gigi yang tidak
dibersihkan maka sisa-sisa makanan tersebut
dalam waktu singkat akan bercampur dengan bakter-bakteri yang ada
didalam mulut, kemudian membentuk suatu endapan lunak yang disebutlah dengan
plak. Lokasi plak biasanya ada di leher gigi, di sela-sela gigi, pada permukaan
gigi yang tidak digunakan untuk pengunyahan dan pada gigi yang berjejal.
E. Akibat
yang Ditimbulkan Oleh Plak
1. Radang
Gusi
Tertinggalnya sisa makanan, kuman-kuman dalam
lapisan plak mendapat sumber tenaga untuk menghasilkan racun. Racun melukai
jaringan gusi sehingga terjadi radang gusi.
2. Lubang
Gigi
Sisa makanan pada plak diubah oleh kuman menjadi
asam. Asam melarutkan zat kapur pada email gigi sehingga terjadi lubang gigi.
3. Karang
Gigi
Plak bercampur dengan zat kapur (dalam air ludah)
sehingga terbentuk endapan keras disebut karang gigi (berwarna kuning).
4. Gigi
Goyang
Pada mulanya karang gigi menyebabkan gusi meradang.
Bila tidak diobati proses radang ini akan menjalar sepanjang akar gigi dan
tulang alveolar. Tanpa disadari oleh penderita, proses penyakit ini berjalan
terus akhirnya gigi menjadi goyang.
5. Bau
Mulut
Adanya plak pada permukaan gigi bercampur dengan
kuman yang terdapat di dalam air ludah, lama-kelamaan sisa makanan tersebut
membusuk sehingga menimbulkan bau busuk yang kurang sedap sehingga kita malu
untuk berbicara.
F. Cara
Mencegah Plak
1. Menjaga
kebersihan mulut dengan cara rajin menggosok gigi.
2. Mengkonsumsi
makanan yang berserat dan berair seperti buah-buahan, dan sayur-sayuran.
3. Hidari
mengkonsumsi makanan yang merusak gigi seperti dodol, biskuit, dll.
4. Pemeriksaan
gigi minimal 6 bualn sekali.
III.
KESIMPULAN
Setelah kakak
menjelaskan materi tentang plak makan dapat disimpulkan bahwa plak adalah
endapan lunak yang menutupi dan melekat pada permukaan gigi yang terdiri atas
semacam bahan perekat (seperti agar-agar) dan aneka ragam bentuk bakteri. Plak
bisa terjadi karena disebabkan mengabaikan kebersihan mulut dan pola makan kita
sehari-hari. Faktor-faktor penyebab plak yaitu kondisi gigi, gesekan, dan
makanan yang di makan. Proses pembentukan plak dimulai dengan sisa-sisa makanan
yang tidak dibersihkan maka akan bercampur dengan bakteri kemudian akan
membentuk plak. Adapun akibat dari plak yaitu radang gusi, lubang gigi, karang
gigi, gigi goyang dan bau mulut. Untuk mencegah terjadinya plak dapat dilakukan
dengan rajin menggosok gigi, mengkonsumsi makanan berserat dan berair dan
pemeriksaan minimal 6 bulan sekali.
IV.
PENUTUP
Demikianlah penyuluhan yang dapat kakak sampaikan,
kakak harap adik-adik bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan semoga
bermanfaat. Terima kasih atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
V.
METODE
-Ceramah
-Tanya
Jawab
VI.
KBM
( Kegiatan Belajar Mengajar)
NO.
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Penyuluh
|
Sasaran
|
1.
|
Pembukaan
|
± 5 Menit
|
-Mengucapkan
salam
-Memperkenalkan
diri
|
-Menjawab salam
-Mendengarkan
|
2.
|
Pelaksanaan
|
± 15 Menit
|
-Menyampaikan Materi
-Tanya Jawab
|
-Mendengarkan
-Menjawab
|
3.
|
Penutup
|
± 5 Menit
|
-Menyumpulkan Materi
-Evaluasi
-Harapan dan Salam Penutup
|
-Menjawab
-Mendengarkan kesimpulan
-Menjawab
salam penutup
|
VII.
ALAT
PERAGA
-Flip
chart
VIII.
SUMBER
-
Departemen Kesehatan RI. 1985. Perlindungan
Khusus. Jakarta : Kementrian tttttttttKesehatan
Republik Indonesia.
-
Kustiawan, Wawan. 2002. Lubang
Gigi dan Perawatannya. Jakarta : IMPiPublishing.
IX.
EVALUASI
a. Apa
pengertian dari plak gigi?
b. Apa
penyebab dari plak gigi?
c. Sebutkan
Faktor-faktor yang mempengaruhi plak?
d. Jelaskan
proses terjadinya plak gigi?
e. Apa
saja akibat dari plak gigi?
f.
Bagaimana cara mencegah terjadinya plak
gigi?
LEMBARAN DAFTAR PERTANYAAN
Nomer responden :
Nama Anak :
Kelas :
Umur :
Jenis Kelamin :
NO.
|
Pertanyaan
|
Benar
|
Salah
|
1.
|
Plak
adalah suatu endapan lunak yang melekat erat pada permukaan gigi
|
|
|
2.
|
Plak
terdiri dari bakteri dan zat perekat seperti agar-agar jika seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya
|
|
|
3.
|
Plak
berwarna kekuning-kuningan, kecokelat-cokelatan, sampai kehitam-hitaman dan
mempunyai permukaan yang kasar
|
|
|
4.
|
Makan-
makanan yang manis tidak selalu menyebabkan kerusakan gigi
|
|
|
5.
|
Makan-makanan
yang kurang baik untuk gigi dan mulut contohnya kue yang manis
|
|
|
6.
|
Plak
dapat menyebabkan gigi berlubang
|
|
|
7.
|
Makan-makanan
yang lengket dapat menyebabkan terbentuknya plak
|
|
|
8.
|
Menjaga
kesehatan gigi dan mulut hanya dapat dilakukan dengan menyikat gigi secara
teratur
|
|
|
9.
|
Menggosok
gigi dua kali (2 ×) sehari
|
|
|
10.
|
Menggosok
Gigi sebelum tidur malam
|
|
|
11.
|
Menggosok gigi pada saat mandi saja
|
|
|
12.
|
Menggunakan
sikat gigi yang berbulu halus
|
|
|
13.
|
Menggunakan
odol yang tidak mengandung fluoride
|
|
|
14.
|
Menggosok
gigi tidak perlu menggunakan sikat gigi dan pasta gigi
|
|
|
15.
|
Saat
mulut kita terasa segar setelah menyikat gigi, artinya gigi kita sudah bersih
|
|
|
16.
|
Sebelum gigi kita sakit, gigi yang berlubang harus
ditambal ke dokter gigi
|
|
|
17.
|
Selain
di dokter gigi kita juga dapat mencabut gigi di rumah
|
|
|
18.
|
Banyak
makan buah dan sayur dapat mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut
|
|
|
19.
|
Walaupun
gigi kita sehat, kita tetap perlu pergi ke dokter gigi
|
|
|
20.
|
Periksa
gigi ke puskesmas atau dokter gigi minimal setiap 6 bulan sekali
|
|
|
21.
|
Buah
dan sayur adalah makanan yang baik untuk kesehatan gigi
|
|
|
22.
|
Minuman
yang paling baik untuk menjaga kesehtan gigi dan mulut adalah air putih
|
|
|
23.
|
Sisa-sisa
makanan di dalam mulut jika tidak dibersihkan bisa menyebabkan bau mulut
|
|
|
24.
|
Gigi
berlubang disebabkan oleh ulat
|
|
|
25.
|
Di
dalam mulut banyak terdapat bakteri
|
|
|
26.
|
Sakit
gigi dapat diobati dengan air garam
|
|
|
27
|
Jika
gigi kita sakit maka kita harus segera pergi ke dokter gigi
|
|
|
28.
|
Bila
sikat gigi telah kelihatan kotor maka sudah saatnya sikat gigi tersebut
diganti
|
|
|
29.
|
Gigi berlubang yang ditambal akan normal kembali
|
|
|
30.
|
Gigi
susu yang berlubang belum perlu ditambal karena nanti akan tumbuh gigi
penggantinya
|
|
|
TABULASI DATA SEBELUM DAN SESUDAH
DIBERI PENYULUHAN DENGAN MEDIA KOMIK
No.
|
Nama
|
Umur
|
Nilai Pengetahuan
|
Selisih Nilai
|
|
Sebelum Diberi Penyuluhan Dengan Media Komik
|
Sesudah Diberi Penyuluhan Dengan Media Komik
|
||||
1
|
Putri Syarifah
|
10 th
|
80
|
90
|
10
|
2.
|
Keysi
|
11 th
|
63.3
|
70
|
6.7
|
3.
|
Fahtir
|
10 th
|
66.6
|
76.6
|
10
|
4.
|
Ayu Dia
|
9 th
|
70
|
80
|
10
|
5.
|
Usni
|
10 th
|
66.6
|
80
|
13.4
|
6.
|
Fatrimatus
|
10 th
|
80
|
86.6
|
6.6
|
7.
|
Ilham
|
10 th
|
60
|
93.3
|
33.3
|
8.
|
Mutiara Keyla
|
11 th
|
80
|
93.3
|
13.3
|
9.
|
Mifta H.
|
10 th
|
70
|
70
|
0
|
10.
|
Adelia
|
10 th
|
76.6
|
83.3
|
6.7
|
11.
|
Syafa
|
10 th
|
76.6
|
93.3
|
16.7
|
12.
|
Dhanu
|
10 th
|
66.6
|
83.3
|
16.7
|
13.
|
Riska
|
10 th
|
63.3
|
80
|
16.7
|
14.
|
Raka
|
10 th
|
63.3
|
73.3
|
10
|
15.
|
Aisyah
|
10 th
|
66.6
|
86.6
|
20
|
16
|
M. Ali
|
10 th
|
80
|
93.3
|
13.3
|
17.
|
Intan
|
10 th
|
73.3
|
86.6
|
13.3
|
18.
|
M. Farhan
|
10 th
|
73.3
|
90
|
16.7
|
19.
|
Clara
|
10 th
|
66.6
|
86.6
|
20
|
20.
|
M. Alvin
|
10 th
|
56.6
|
90
|
33.4
|
Jumlah
|
1399.3
|
1675.8
|
270.1
|
||
Rata- Rata
|
69.96
|
83.79
|
13.5
|
TABULASI DATA SEBELUM DAN SESUDAH
DIBERI PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH
No.
|
Nama
|
Umur
|
Nilai
Pengetahuan Pengetahuan
|
Selisih Nilai
|
|
Sebelum Diberi Penyeluhan Dengan Metode
Ceramah
|
Sesudah Diberi Penyeluhan Dengan Metode
Ceramah
|
||||
1
|
Marvin
|
10 th
|
63.3
|
73.3
|
10
|
2.
|
Mutia
|
10 th
|
66.6
|
60
|
-6.6
|
3.
|
Mahesa
|
10 th
|
50
|
70
|
20
|
4.
|
Farhan
|
12 th
|
56.6
|
53.3
|
3.3
|
5.
|
Radit
|
10 th
|
66.6
|
80
|
13.4
|
6.
|
Alia
M.
|
10 th
|
63.3
|
76.6
|
13.3
|
7.
|
Putri
|
9 th
|
78
|
90
|
12
|
8.
|
Safira
|
10 th
|
63.3
|
70
|
6.7
|
9.
|
M.
Alamin
|
10 th
|
43.3
|
63.3
|
20
|
10.
|
Nazmi
|
11 th
|
63.3
|
80
|
16.27
|
11.
|
Keysa
|
9 th
|
76.6
|
90
|
13.4
|
12.
|
Rika
|
10 th
|
76.6
|
90
|
13,4
|
13.
|
Andre
|
11 th
|
53.3
|
50
|
-3.3
|
14.
|
Tania
|
10 th
|
73.3
|
90
|
16.7
|
15.
|
Nuira
|
10 th
|
76.6
|
86.6
|
10
|
16
|
Putri
A.
|
10 th
|
83.3
|
80
|
3.3
|
17.
|
Serli
|
10 th
|
83.3
|
76.6
|
6.7
|
18.
|
Alfari
|
10 th
|
66.6
|
73.3
|
6.7
|
19.
|
M.
Reza
|
10 th
|
73.3
|
76.6
|
3.3
|
20.
|
Aji
Nugroho
|
10 th
|
56.6
|
56.6
|
0
|
Jumlah
|
1333,8
|
1486.2
|
178.57
|
||
Rata- Rata
|
66.69
|
74.31
|
8.92
|
Group Statistics
|
|||||
|
kelompok
|
N
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Std. Error Mean
|
Post_tes – Pre-
|
1
|
20
|
13,8400
|
8,54298
|
1,91027
|
2
|
20
|
7,6200
|
8,81939
|
1,97208
|
Independent Samples Test
|
||||||||||
Post_tes – Pre-tes
|
Levene's Test for Equality of Variances
|
t-test for Equality of Means
|
||||||||
F
|
Sig.
|
t
|
df
|
Sig. (2-tailed)
|
Mean Difference
|
Std. Error Difference
|
95% Confidence Interval of the Difference
|
|||
Lower
|
Upper
|
|||||||||
|
Equal
variances assumed
|
,606
|
,441
|
2,265
|
38
|
,029
|
6,22000
|
2,74558
|
,66186
|
11,77814
|
Equal
variances not assumed
|
|
|
2,265
|
37,962
|
,029
|
6,22000
|
2,74558
|
,66168
|
11,77832
|
DOKUMENTASI
Gambar
1: Menjelaskan Cara Mengisi Daftar Pertanyaan
Gambar
2: Membagikan Daftar Pertanyaan
Gambar
3: Membagikan Komik Pada Siswa
Gambar
3: Siswa Membaca Komik
Gambar
4: Foto Bersama Siswa Dengan Perlakuan
Komik
Gambar
5: Siswa Kelompok Kontrol
Gambar
6: Penyerahan Buku Komik
Gambar
7: Penyerahan Surat Tanda Terima
Komentar
Posting Komentar