Pengenalan Plak Gigi Melalui Media Komik Pada Anak SD Negeri 142 Palembang
Pengenalan Plak Gigi Melalui Media Komik
Pada Anak SD Negeri 142
Palembang
Antri Elisa1, Nadia Nurfadila2
Politeknik kesehatan
Kementerian Kesehatan Palembang
Jl.
Jenderal Sudirman KM 3,5 Nomor 1365 Samping Masjid Ash-Shofa Komplek RS Moh.
Hoesin Palembang Telp/Fax
: (0711) 373104
Jurusan Keperawatan Gigi
Jl. Sukabangun 1 No.1159, Suka Bangun, Kec.
SukaramiKota Palembang, Sumatera Selatan 30151
Email:antribengkulu19@gmail.com
Diterima:
Diterima dalam bentuk revisi: 6 Desember 2019
Disetujui:
18 Desember 2019
![]()
ABSTRAK
Knowledge
about oral health in general and plaque in particular is very important to give
to elementary students. Counseling
method is commonly used to
provide knowledge about dental plaque. Submission of counseling material to the
target has to
correspond to
the method will be used,in addition,it is also influenced by the presence or
absence of aids or means of supporting media for the delivery of the material.
Comicis an unique and an
interesting learning media. This study aims to provide the introduction of dental plaque through
comic media in SDN 142 Palembang grade V students inpreventing dental and oral
diseases, the method used is quasi experimental with a pre and post test design
approach, using a proportional stratified sampling technique. The population in
this study amounted to 153 students while the sample was 40 students,the sample
was divided into 2 groups of 20 people each, consisting of treatment and
control groups. Data were analyzed by using Independent T-Test, the average
result of children's knowledge before using comic media was 69.96 (69.95%) then
after using comic media was 83.80
(83.75%). T-Independent test results obtained p = 0.00 (p <0.05).It showed
an increase in knowledge of elementary school 142 Palembang students grade V after being counseled
by comic. Based on the research conducted, it can be concluded that counseling
by comic media can enhance children's cognition.
Keywords:
plaque, comic, Knowledge
ABSTRAK
Pengetahuan
tentang kesehatan gigi dan mulut pada umumnya dan plak pada khususnya sangat
penting untuk diberikan kepada anak-anak sekolah dasar. Penyuluhan adalah cara
yang sering digunakan untuk memberikan pengetahuan mengenai plak gigi. Penyampaian materi penyuluhan
kepada sasaran selain harus sesuai dengan metode yang akan digunakan juga
dipengaruhi oleh ada tidaknya alat bantu atau sarana media pendukung untuk
penyampaian materi tersebut. Komik merupakan sebuah media pembelajaran yang
unik dan menarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengenalan plak
gigi melalui media komik pada anak SDN 142 Palembang kelas V tentang pencegahan
penyakit gigi dan mulut, metode yang digunakan quasi experimental dengan pendekatan pre dan post test design,
menggunakan teknik proppartional
stratified sampling. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 153 orang sedangkan sampel 40
orang, sampel dibagi 2 kelompok masing-masing 20 orang, terdiri dari kelompok
perlakuan dan kontrol. Data dianalisis menggunakan Uji-T
Independent, hasil rata-rata pengetahuan anak sebelum menggunakan media
komik 69,96 (69,95%) dan menggunakan
media komik adalah 83,80 (83,75%). Uji T-Independent diperoleh hasil p=0,00
(p<0,05) menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan anak SDN 142 Palembang
kelas V sesudah diberi penyuluhan dengan media komik. Berdasarkan Penelitian
yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa penyuluhan dengan media komik
dapat meningkatkan pengetahuan anak.
Kata kunci: Plak, Komik, Pengetahuan
![]()
Pendahuluan
Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi
dan mulut pada masyarakat adalah faktor perilaku atau sikap masyarakat
mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya
pengetahuan akan pemeliharaan kesehatan gigi
mulut, ketika seseorang berada pada tingkatan pengetahuan yang tinggi
maka perhatian akan kesehatan gigi dan mulut juga tinggi (Rahim, 2017). Upaya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama
pada anak kelompok sekolah perlu mendapat perhatian khusus, karena pada usia ini anak sedang mengalami proses
tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan
kesehatan gigi pada usia dewasa nanti (Prasko, 2016).
Menurut World Health
Oganisation (WHO) tahun 2012 diperkirakan bahwa 90% dari anak sekolah di dunia
dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies gigi (Rahim, 2017). Kesehatan gigi dan mulut Riskesdas 2018
mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6% dan yang mendapatkan
pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2%. Adapun proporsi perilaku
menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8% (Depkes RI, 2018). Provinsi Sumatra
Selatan memiliki proporsi perilaku menyikat gigi setiap hari pada penduduk umur
≥ 3 tahun 94.7% (Riskesdas, 2018).
Pendidikan kesehatan gigi (PKG) adalah suatu proses belajar yang
ditujukan kepada individu atau kelompok masyarakat untuk mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. (Nurfalah, 2014). Penyampaian
materi penyuluhan kepada sasaran selain harus sesuai dengan metode yang akan
digunakan juga dipengaruhi olehada
tidaknya alat bantu atau sarana media pendukung untuk penyampaian. Simulasi dan
metode yang lainnya merupakan salah satu cara menyajikan informasi dengan cara
mempertunjukkan secara langsung objeknya atau menunjukkan suatu proses atau
prosedur. Penyajian ini disertai penggunaan alat peraga dan media sebagai alat
bantu penyampaian materi (Prasko, 2016).
Pada penelitian ini
peneliti akan melakukan pengenalan plak gigi menggunakan media komik pada
program kesehatan.Komik merupakan sebuah media pembelajaran yang unik dan
menarik. Komik juga bersifat sederhana, jelas, dan mudah dipahami Komik bisa
berbentuk buku, lembaran cerita bergambar, cerita dalam surat kabar dan
majalah, atau dalam bentuk film kartun (Prasetyono, 2015). Adapun kelebihan
dalam komik yaitu dapat memotivasi siswa selama proses belajar mengajar, komik
terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran, komik bersifat permanen, komik dapat membangkitkan minat
membaca dan mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya mereka yang
tidak suka membaca, komik adalah bagian dan budaya popular (Wurianto dalam
Ambaryani, 2017).
Dilihat dari segi usia
retan anak yang terkena penyakit gigi dan mulut, maka media komik ini
ditunjukan pada golongan yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut anak
sekolah dasar, dikarenakan anak usia 6-14 tahun merupakan usia transisi atau
pergantian gigi susu dengan gigi permanen (gigi campuran). Salah satu media
penyuluhan yang dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa adalah berbentuk
gambar, salah satunya adalah komik.Komik memiliki peranan yang positif yaitu
mengembangkan kebiasaan membaca.Metode penyuluhan dengan membaca komik dapat
diberikan pada anak berusia 9-10 tahun, karena umumnya sudah lancar membaca dan
dapat memahami maksud dari bacaannya (Setyawati, dkk, 2019).
METODE PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk
penelitian eksprimen dengan menggunakan Pre tes dan Post tes.
B. Tempat dan
Waktu Penelitian
Tempat : Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 142 Kota Palembang
Waktu : Penelitian dilkukan pada bulan september 2019
C. Populasi
dan Sampel Penelitian
Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SD
Negeri 142 Kota Palembang
Sample anak
kelas V A dan VB berjumlah 40 anak. Sampel di ambil
dengan menggunakan teknik proppartional
stratified sampling.
Adapun
besar sampel keseluruhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40
siswa.Dimana 40 siswa tersebut dibagi dalam 2 kelompok uji, yang masing-masing
kelompok uji terdiri dari 20 siswa.
Kriteria sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1.Siswa-siswi SD
Negeri 142 Kota Palembang kelas VA dan VB
2. Tidak Dalam
keadaan sakit
3. Responden
yang kooperatif
D. Tahapan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
a. Peneliti datang ke sekolah melapor minta izin
kepada kepala sekolah dan guru SD Negeri 142 Kota Palembang.
b. Peneliti Menyiapkan alat dan bahan.
c. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
responden.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Sebelum melakukan penyuluhan dengan media
komik, peneliti memberikan daftar pertanyaan kepada siswa-siswi kelas VA dan VB
sebanyak 40 siswa untuk mengetahui pengetahuan anak tentang plak gigi.
b. Peneliti melakukan pembagian kelompok dimana
terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok 1 dan kelompok 2 yang masing-masing
kelompok berjumlah 20 orang.
c. Peneliti memberikan Komik tentang Plak pada
kelompok 1 dan kelompok 2 penyuluhan dengan metode ceramah sebagai kelompok
Kontrol.
d. Peneliti memberikan kembali daftar pertanyaan
untuk mengukur pengetahuan anak tentang plak setelah diberikan penyuluhan
dengan menggunakan media komik dan ceramah.
E. Analisis Data
Pada penelitian ini analisa data yang digunakan adalah:
1. Analisis univariate yang dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian. Pada umunya analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan persentase dari tiap variabel.
2. Analisis bevariate yang dilakukan
terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi.Dalam analisis
ini dapat dilakukan pengujian statistik, misalnya dengan Uji-T Independent.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan pada anak kelas V A dan V B di SD Negeri 142
Palembang, menunjukan
hasil sebagai berikut :
Tabel
4.1: Distribusi
Frekuensi Pengetahuan Anak Tentang Plak Sebelum dan Sesudah Diberi Komik Pada
Anak Kelas V A dan V B SD Negeri 142 Palembang.
|
No |
Variabel |
N |
Jumlah Nilai |
Rata-Rata Nilai |
% |
Nilai p*) |
|
1. |
Nilai Pengetahuan
anak Sebelum diberi Penyuluhan dengan Media Komik |
20 |
1.399 |
69,96 |
69,95% |
0,000 |
|
2. |
NilaiPengetahuan
anak Sesudah Diberi Penyuluhan dengan Media Komik |
20 |
1.675 |
83,80 |
83,75% |
|
Sumber : Data Primer 2019
Tabel di
atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai pengetahuan anak sesudah diberikan
penyuluhan dengan media komik lebih tinggi, dibandingkan sebelum diberikan
penyuluhan dengan media komik (p<0,05). Karena penyuluhan menggunakan media komik
memiliki kelebihan dengan gambar yang berwarna,
memiliki daya tarik tersendiri bagi anak sehingga anak menjadi senang membaca.
|
No |
Variabel |
N |
Jumlah Nilai |
Rata-Rata Nilai |
% |
Nilai p*) |
|
1. |
Nilai Pengetahuan anak Sebelum Diberi Penyuluhan dengan Metode Ceramah |
20 |
1.333 |
66,69 |
66,65% |
0,001 |
|
2. |
Nilai Pengetahuan anak Sesudah Diberi
Penyuluhan dengan Metode Ceramah |
20 |
1.486 |
74,31 |
74,3% |
Tabel 4.2: Distribusi
Frekuensi Pengetahuan Anak Tentang Plak Sebelum dan Sesudah Diberi Metode
Ceramah Pada Anak Kelas V A Dan V B SD Negeri 142 Palembang.
Tabel diatas menunjukkan
bahwa rata-rata nilai pengetahuan anak sesudah diberikan penyuluhan dengan
metode ceramah lebih tinggi, dibandingkan sebelum diberikan penyuluhan dengan
metode ceramah (p<0,05). Peningkatan
pengetahuan ini disebabkan karena intervensi yang diberikan kepada anak sehingga
dapat membantu anak meningkatkan pengetahuan tentang Plak.Dari hasil pre-test
dan post-test dapat dikatakan bahwa pengetahuan anak setelah diberikan
penyuluhan dengan metode ceramah mengalami peningkatan.
Tabel
4.3: Distribusi Selisih
Rata- Rata Pengetahuan Anak Tentang Plak Sebelum dan Sesudah Diberi Media Komik
dan Penyuluhan dengan Metode Ceramah Pada Anak Kelas V A dan V B SD Negeri 142
Palembang.
|
Metode Penyuluhan |
N |
Perbandingan rata-rata selisih nilai Pengetahuan Anak (mean) |
Mean Difference |
Nilai p*) |
|
Media Komik |
20 |
13,33 |
6,22 |
0,029 |
|
Ceramah |
20 |
7,62 |
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa selisih
rata-rata nilai pengetahuan anak sebelum dan sesudah penyuluhan menggunakan
media komik dan metode ceramah 6,22, Melalui uji-T didapatkan P-value =0,029 berarti bahwa pada
p<0,05 terdapat perbedaan yang
bermakna antara kedua metode tersebut dalam meningkatkan pengetahuan anak. Hal
ini dikarenakan media komik merupakan media cetak yang sangat fleksibel penggunannya
karena media cetak dapat dimanfaatkan dimana saja, kapan saja, tanpa memerlukan
peralatan khusus. Selain itu, komik tidak hanya memberikan informasi tetapi
juga mampu memberikan hiburan bagi pembacanya sehingga membangkitkan minat
membaca dan mengarahkan anak untuk disiplin membaca khususnya bagi mereka yang
tidak suka membaca, dibandingkan dengan penyuluhan dengan metode ceramah yang
proses pelajaran ada dalam otoritas penyuluh dan sulit bagi anak yang kurang
memiliki kemampuan menyimak dan mencatat yang baik.
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel diatas
dapat dilihat bahwa
rata-rata pengetahuan anak tentang plak gigi
sebelum menggunakan media komik 66,69 dan rata-rata setelah menggunakan media
komik 74,31. Ternyata ada peningkatan pengetahuan anak sekolah dasar setelah
menggunakan media komik. Hal ini didukung dengan penelitian Dhea, dkk, 2018, yang menyatakan bahwa ada
peningkatan pengetahuan yang bermakna setelah penyuluhan dengan media komik.
Hal ini didukung juga dengan penelitian Hadi (2012) dalam Mariyaningsih (2018),
tentang pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media komik pada siswa, hasilnya
menyatakan bahwa media komik dapat meningkatkan tingkat kognitif siswa. Setelah
pengetahuan meningkat tentang sesuatu hal yang bermanfaat terhadap dirinya
menyebabkan seseorang mempunyai sikap yang positif dan akan menimbulkan minat
untuk bertindak.
Hal
tersebut disebabkan karena metode
penyuluhan dengan media komik memiliki kelebihan yang menarik perhatian anak
dalam mengatasi keterbatasan pengalaman dimiliki anak secara langsung. Pesan
atau materi ajar yang hendak disampaikan direkayasa sehingga dapat dirancang
dalam bentuk komik pembelajaran. Pembelajaran melalui media komik berperan
besar dalam menyajikan konsep-konsep abstrak tersebut ke contoh yang konkrit di kehidupan sehari-hari.
Komik
merupakan alat bantu lihat (visual aids) yang dapat digunakan dalam proses
pendidikan. Visual aids menstimulus indera penglihatan pada waktu terjadinya
proses-proses pendidikan.Hal ini didukung oleh Budiarti, 2016 media komik tidak
membutuhkan banyak alat dan sarana khusus untuk penggunaannya dan menggunakan
visual saja.Penggunaan media komik dalam pembelajaran dapat membantu anak
sekolah dasar dan memotivasi belajar mereka untuk lebih semangat dalam
belajar.Hal ini sesuai dengan kondisi yang terjadi saat penelitian, pada
kelompok intervensi yang diberikan komik, anak sekolah dasar nampak lebih
antusias dan tertarik untuk menerima media komik tersebut.
Berdasarkan
piramida belajar Edgar Dale, Terbukti bahwa media pembelajaran akan lebih
efektif jika media yang digunakan dapat membuat siswa membaca, mendengarkan,
dan melihat objek dari media tersebut. Hal ini didukung pendapat Notoatmodjo
dalam Dhea, dkk (2018) yang menyatakan bahwa menurut berbagai penelitian para
ahli, indera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata.
Pengetahuan manusia yang diperoleh melalui mata kurang lebih mencapai 75-87%
sedangkan 13-25% lainnya diperoleh melalui indera lain. Dengan demikian materi
plak seimbang yang disampaikan melalui komik dapat diterima dengan lebih baik
dan mudah oleh subyek. Dalam penelitian ini peningkatan pengetahuan anak lebih
efektif dengan media komik dari pada metode ceramah karena penyuluhan yang
diberikan dengan media komik dibantu juga oleh penyuluh, seperti: anak bisa
bertanya kepada penyuluh jika anak kurang memahami kalimat di dalam komik tersebut.
Penyuluhan
menggunakan metode ceramah juga mampu dapat meningkatkan pengetahuan anak
sekolah dasar karena intervensi yang diberikan kepada anak sekolah dasar
sehingga dapat membantu anak sekolah dasar
meningkatkan pengetahuan tentang plak gigi. Hal ini didukung oleh
penelitian Lubis, dkk, (2013) yang menyatakan bahwa hasil penelitiannya juga
menunjukkan peningkatan nilai rata-rata pengetahuan anak setelah diberikan
penyuluhan dengan metode ceramah. Akan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi
dalam keberhasilan memberikan penyuluhan dengan metode ceramah,seperti fakor
lingkungan, kesiapan pemateri, dan daya tangkap sasaran.
Dari
hasil menggunakan uji-T berpasangan menunjukkan adanya peningkatan secara
bermakna pengetahuan anak tentang plak gigi menggunakan media komik (nilai p=
0,000) yang berarti Ho ditolak.
Pada
Uji-T Independent dengan membandingkan rata-rata peningkatan tingkat
pengetahuan anak antara media komik dan metode ceramah didapatkan hasil media
komik lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan anak daripada metode
ceramah, dengan nilai p<0,05. Perbedaan rata-rata peningkatan pengetahuan
tersebut akibat metode ceramah yang cenderung monoton sehingga anak cepat
merasa bosan.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
Pengenalan Plak Gigi Melalui Media Komik Pada Anak kelas VA dan VBSD Negeri 142
Palembangdapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Terjadi
peningkatan pengetahuan Anak kelas VA dan VB dalam memahami pengenalan plak gigi dengan metode
ceramah di SD Negeri 142
Palembang.Rata - rata nilai pengetahuan anak
tentang plak gigi sebelum
dilakukan penyuluhan dengan media komik dan
metode ceramah yaitu 69,96 dan 66,69 , sesudah sebesar 83,80 dan 74,31.
Dari hasil menggunakan
uji-T berpasangan menunjukkan adanya peningkatan secara bermakna pengetahuan
anak tentang plak gigi menggunakan media komik (nilai p= 0,000) yang berarti Ho
ditolak.
Pada Uji-T Independent
dengan membandingkan rata-rata peningkatan tingkat pengetahuan anak antara
media komik dan metode ceramah didapatkan hasil media komik lebih efektif dalam
meningkatkan pengetahuan anak daripada metode ceramah, dengan nilai p<0,05.
Perbedaan rata-rata peningkatan pengetahuan tersebut akibat metode ceramah yang
cenderung monoton sehingga anak cepat merasa bosan.
Saran
Berdasarkan
simpulan di atas maka peneliti dapat memberikan saran untuk meningkatkan
pengetahuan siswa kelas VA dan VB SD Negeri 142 Palembang
tentang plak gigi sebagai berikut:
1. Perlu
diadakannya program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) yang bekerjasama dengan
Puskesmas dan tenaga kesehatan gigi dan mulut untuk menambah pengetahuan serta
keterampilan agar siswa mampu
memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.
2. Instansi
kesehatan diharapkan dapat meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan gigi dan
mulut di lingkungan sekolah
3. Perlu
diadakanya penelitian lanjutan mengenai penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di
Sekolah Dasar Negeri 142 Palembang.
Daftar Pustaka
1. Ambaryani., Airlanda, Gl S. 2017. Pengembangan
media komik untuk efektifitas dan meningkatkan hasil belajar kognitif materi
perubahan lingkungan fisik. Jurnal Pendidikan Surya Edukasi; 3(1).
2. Andriany, P., Novita, C, F., & Aqmaliya, S. 2016. Perbandingan efektifitas media
penyuluhan poster dan kartun animasi terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. J
Syiah Kuala Dent Soc; 1(1): 65 – 72.
3. Budiarti, W, N., Haryanto. 2016. Pengembangan
media komik untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan membaca
pemahaman siswa kelas iv. Jurnal Prima Edukasia; 4(2):
233-242.
4. Budiharto.
2009. Pengantar Ilmu Perilaku kesehatan
dan Pendidikan Kesehata Gigi. Jakarta: EGC.
5. Dental,
D. 2009. Pentingnya Kebersihan Mulut. (online),Tersedia: (http://dentiadental.com/pentingnya kebersihan-mulut/).
6. Dental, P. 2019. GC Tri Plaque ID Gel Disclosing Solution. (online), Tersedia:(https://www.pattersondental.com/Supplies/ItemDetail/072071009) .
7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2018. Laporan
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2018.
Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
8. Dhea, A.,
Kuswari, M., & Murry. 2018. Pengaruh
pemberian media komik gizi seimbang terhadap perubahan pengetahuan dan sikap
pada remaja di smpn 16 jakarta.
9. Hariani, N. 2017. Penyuluhan
kesehatan reproduksi. Tersedia dari
:(http://smpit-alhidayah sumenep.sch.id/2017/12/13/penyuluhan-kesehatan-reproduksi/)
10. Hastuti, S.,
Andriyani, A. 2010. Perbedaan pengaruh pendidikan
kesehatan gigi dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi pada anak
di SD negeri 2 Sami Kecamatan Sambi Kabupaten
Boyolali. Gaster; 7(2) : 624-632.
11. Lubis, Z, S, A., Lubis, N, L., & Syahrial, E. 2013. Pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap anak tentang PHBS di Sekolah Dasar Negeri 065014 Kelurahan Namogajah Kecamatan Medan Tuntungan.
12. Mariyaningsih,
D. 2018. Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media komik terhadap pengetahuan
dan sikap siswi tentang tablet tambah darah dan anemia di SMP Negeri 2 Sragen.
Surakarta. [skripsi]. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah. Tersedia dari :https://docplayer.info/150410957-Pengaruh-pendidikan-kesehatan-dengan-media-komik-terhadap-pengetahuan-dan-sikap-siswi-tentang-tablet-tambah-darah-dan-anemia-di-smp-negeri-2-sragen.html
.
13. Maryam S. 2014. Promosi kesehatan.. Jurnal e-Gigi (eG); 4(2).
14. Maulana, H, D, J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
15. Mediawati, E. 2011. Pembelajaran
akuntansi keuangan melalui media komik
untuk meningkatkan prestasi mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan. 12(1).
16. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
17. Notoatmodjo, S. 2010. Kesehatan
teori dan aplikasinya. Jakarta : Rineka
Cipta. Jurnal e-Gigi (eG); 4(2).
18.
Notoatmodjo,
S. 2018. Metodologi Penelitian
Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
19.
Nurfalah, A., Y., & Aspriyanto, D. 2014. Efektivitas
metode peragaan dan metode video terhadap pengetahuan penyikatan gigi pada anak
usia 9-12 tahun di SDN Keraton 7 Martapura. Jurnal
Kedokteran Gigi ; 2(2)
20.
Prasetyono,
A E., Tantowi, A., & Sri, E, Y. 2015. Pengaruh
penggunaan media komik terhadap peningkatan hasil belajar sejarah. PESAGI; 3(6).
21. Prasko., Sutomo, B., & Santoso, B.. 2016. Penyuluhan
metode audio visual dan demonstrasi terhadap pengetahuan menyikat gigi pada
anak sekolah dasar. Jurnal Kesehatan Gigi; 03 (2).
22. Pritandhari,
M. 2016. Penerapan komik strip sebagai media pembelajaran mata kuliah manajemen
keuangan mahasiswa universitas muhammadiyah metro. Lampung. Jurnal Promosi ; 4(2):
1-7.
23. Putri, Megananda Hiranya, dkk. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan
Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC.
24. Rahmawati,
Ida Yeni. 2018. Komik Sebagai Inovasi
Dalam Pengenalan Keterampilan Menulis Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Paud).
Ponorogo(online), Tersedia :https://www.ejurnal.unisri.ac.id/index.php/jpaud/article/viewFile/1970/1733
diakses pada 14 Maret 2019.
25. Setyawati,
N, S. 2019. Pengaruh media komik terhadap
tingkat pengetahuan menyikat gigi pada anak sekolah dasar. Yogyakarta. .[skripsi]. Yogyakarta: Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta Tersedia dari :http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/868/11/text.pdf.
26. Soedarso, N.
2015. Komik: karya sastra bergambar. HUMANIORA;
6(4) :496-506
.
27. Waluyanto, H, D.
2005. Komik sebagai media komunikasi visual pembelajaran. .
NIRMANA .7(1): 45-55.
Komentar
Posting Komentar